TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka mengatasi problem PHK, Kementerian Ketenagakerjaan RI terus membuka pelayanan bagi masyarakat untuk menjadi wirausaha.
Salah satunya dengan membuat program pelatihan kewirausahaan bagi korban PHK (pemutusan hubungan kerja).
“Tujuan program pelatihan ini adalah korbn PHK yang berminat menjadi wirausaha bisa menjadi enterpreneuryang handal dan sukses,” kata kepala Balai Besar Peningkatan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Indarti, di Cilegon (20/10/2015).
Menurut dia, program semacam ini sebenarnya sudah dilakukan setiap tahun dengan peserta masyarakat umum yang tertarik menjadi entrepreneur.
Namun, khusus tahun ini karena banyak perusahaan yang melakukan PHK, fokus kepesertaan diberikan kepada korban PHK. Program kali ini diselenggarakan mulai tanggal 19-25 oktober 2015 untuk 120 orang korban PHK, gelombang pertama. “Sebelumnya kami juga sudah melakukan pelatihan soal enterpereneurship. Rencananya akan kita latih hingga akhir tahun ini sekitar 500 korban PHK lagi. juga berlanjut di tahun depan,” ujarnya.
Indarti berharap dengan pelatihan ini, para korban PHK yang menjadi peserta pelatihan bisa mulai berlatih menjadi wirausahawan.
Hal ini penting agar mereka bisa kembali bekerja dan meningkatkan produktivitasnya guna menciptakan lapangan kerja baru . “Kami berharap mereka mulai bisa berwiausaha baik kecil maupun menenggah. Mereka bisa bangkit dan termotivasi. Karena, prosentase wirausahawan di Indonesia lebih kecil dibanding negara lain,” tegasnya.
Sementara itu peserta latihan menyatakan rasa senangnya dengan program latihan kewirausahaan bagi korban PHK. Sebab dengan cara ini dia bisa membangun harapan kembali dengan cara mencari peluang lain dalam bekerja. “Sukur-sukur kedepan bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi saudara-saudara lainnya yang kena PHK”, katanya.
Tiara, Perempuan 25 tahun korban PHK dari PT. WPLI Belitung berminat membuka usaha kuliner. Saat ditanya apakah mau bekerja di pabrik lagi atau membuka usaha baru setelah pelatihan, Tiara dengan tegas menjawab ingin belajar menjadi wirausaha. “Insya Allah kalau ada modal saya mau buka usaha saja yang dekat rumah, karena kita bisa lebih bebas dalam bekerja dan bisa menumbuhkan kreatifitas. Sukur-sukur saya bisa mengajak teman,” jawabnya.
Pada kesempatan yang sama Staf Khusus Mekaner Dita Indah Sari menegaskan bahwa pemberdayaan korban PHK memang menjadiconcern Menaker Hanif Dhakir dalam upaya mengurangi angka pegangguran paska PHK. Oleh karena itu, dia berharap korban PHK setelah dilatih dapat mengkases Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disediakan oleh pemerintah bagi korban PHK. “Kami berharap, korban PHK ini setelah dilatih bisa mendapatkan KUR dan KUR-nya pun mestinya tanpa agunan” tegasnya.