TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak rencana Pertamina Energy Trading Limited (Petral) ingin dibubarkan, pengadaan minyak dialihkan kepada Integrated Supply Chain.
Anak usaha Pertamina itu berhasil menghemat 103 juta dollar AS dari pembelian minyak impor sejak awal tahun.
"Efisiensi 103 juta dollar AS dari ISC," ujar Corporate Secretary Wisnuntoro di diskusi Energi Kita, gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (15/11/2015).
Selain menghemat biaya operasional, sejak proses likuidasi Petral dilakukan, perusahaan minyak yang ikut tender bertambah banyak.
Hal itu menguntungkan Pertamina, mengingat banyak tawaran minyak murah dari berbagai perusahaan di luar negeri.
Wisnuntoro memaparkan pada saat Petral masih beroperasi, jumlah peserta tender minyak dibatasi hanya National Oil Company saja.
Namun sekarang dengan syarat memiliki kilang dan tempat penyimpanan, semua perusahaan minyak bisa ikut pada tender minyak impor yang akan dibeli Pertamina.
"Dulu waktu 2006 cuma sekitar 54 perusahaan, sekarang hampir 200 perusahaan ikut tender," kata Wisnu.
Wisnu menambahkan pihak Pertamina pun mulai memperbaiki proses bisnis terutama di sektor hilir untuk pengadaan BBM.
Hal ini dibuktikan dengan keterbukaan informasi ISC yang langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama Pertamina.
"ISC ada komite yang ikut membantu pengawasan, pengolahan, dan pemasaran," papar Wisnu. (*)