TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsorsium Maritim mendukung menilai pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela, Maluku memakai gas alam cair terapung atau "floating LNG" (FLNG) daripada di darat. Hal tersebut sudah dikaji dari sisi bisnis dan keamanannya.
Menurut Wakil Rektor IV ITS aspek teknis yang dikaji meliputi keselamatan, olah gerak (seakeeping), penanganan dan proses gas, serta geoteknik dan bencana.
Sedangkan, ekonomis mencakup waktu konstruksi, fleksibilitas operasi, investasi, pengaruh terhadap pertumbuhan wilayah dan industri, dan kandungan lokal.
"Hasil kajian berbagai aspek baik teknis maupun ekonomis menunjukkan skema FLNG Masela masih lebih baik dibandingkan darat," kata Juru Bicara Konsorsium Maritim Ketut Buda Artana, Selasa (17/11/2015).
Ketut menegaskan tidak akan membela pihak di dalam pemerintah, yang saat ini masih dilema dalam pengelolaan Blok Masela. "Tidak ada sedikitpun keinginan dari Konsorsium Maritim memperkeruh suasana dan memihak kepada salah satu alternatif teknologi," tegas Ketut.
Dari aspek keselamatan, Ketut mengatakan, teknologi FLNG sudah memiliki tingkat keselamatan yang bisa diterima. Aspek keselamatan FLNG kata Ketut sudah dikaji kuantitatif.
"Saat risiko tabrakan kapal saat proses "ship to ship" LNG sudah teruji dan terbukti aman," papar Ketut.