TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah segudang permasalahan yang menghimpit PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP), tiga orang direktur perusahaan ini mengundurkan diri.
Mereka adalah Direktur Utama Suluhuddin Noor, Direktur Keuangan Jeffrey Messakh serta Direktur HR & GA Agustanzil Sjachroezah.
Herry Priyambodo, Sekretaris Perusahaan SIAP, mengatakan, atas pengunduran diri ketiga direksi tersebut, Dewan Komisaris SIAP langsung menggelar rapat Dewan Komisaris, kemarin (26/11).
Dewan Komisaris akan menyiapkan pengganti direksi baru SIAP. Pergantian direksi tersebut harus melalui persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang segera digelar.
Pengunduran direksi tersebut berlaku efektif sejak 1 Januari 2016 mendatang. Menurut Herry, keputusan tersebut memang hak direksi. Kini, SIAP sudah menyiapkan pengganti fungsional di tingkat manajemen agar perusahaan tetap berjalan hingga terpilih direksi baru.
"Kami tidak mengetahui alasan pengunduran diri direktur tersebut," ujar Herry kepada KONTAN, Kamis (26/11).
Kabar pengunduran diri ini tentu berpotensi memberikan persepsi negatif ke pasar. Apalagi, SIAP tengah menghadapi sejumlah masalah yang membuat kegiatan pertambangan anak usahanya, PT Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC) dihentikan sementara.
Menurut Herry, penghentian sementara tambang batubara tersebut karena pendanaan untuk operasional tambang mandek. Fundamental Resources Pte Ltd, pemegang saham pengendali SIAP sebelumnya berjanji memberikan pinjaman maksimal Rp 200 miliar untuk kebutuhan IWBMC.
Namun, pinjaman yang dikonsolidasikan baru sebesar Rp 16,2 miliar. "Tambang ditutup sementara karena ada masalah pendanaan itu," ungkap Herry.
Laporan keuangan SIAP Herry mengemukakan, sudah dua hari ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memantau langsung pertambangan batubara SIAP. OJK juga akan berdiskusi dengan manajemen SIAP untuk mengetahui kelangsungan usaha perusahaan tersebut dalam jangka panjang.
SIAP juga sedang menyajikan kembali laporan keuangan 2014 yang siap terbit. Ini terkait penelaahan OJK atas akuisisi RITS Ventures Limited. Selain masalah internal, saham SIAP juga masih belum bisa ditransaksikan. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) saham SIAP sejak 9 November lalu.
Suspensi lantaran harga saham SIAP anjlok signifikan. Harga terakhir SIAP Rp 83 per saham, merosot 65,98 persen dibanding level tertinggi, Rp 244 per saham. Kejatuhan harga saham itu menyusul indikasi transaksi semu atau gagal bayar saham SIAP.
BEI sudah memeriksa 10 broker yang terlibat. Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI menilai, pengunduran diri tiga direksi SIAP adalah masalah internal. BEI terus memantau apabila pengunduran diri itu berpengaruh pada operasional perusahaan.
"Ya, kami tidak ada kewenangan. Namun, tetap akan dipantau," ujar Samsul.(Narita Indrastiti)