TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek kereta cepat jalur Jakarta-Bandung baru bisa balik modal (Break Event Point) 25 tahun mendatang dari mulai dibangun sekarang.
Hal itu harus dilihat dari pendapatan dan permintaan penumpang kereta yang diprakarsai oleh empat perusahaan BUMN dan investor asal Tiongkok tersebut.
"Hitungan bukunya 25 tahun baru break even," ujar Dirjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Hermanto memaparkan selama 25 tahun, konsorsium BUMN dan Tiongkok harus berdarah-darah menahan kerugian. Hal itu ditambah jika penumpang yang menggunakan kereta cepat tidak sesuai target.
"Bayangin 25 tahun ya rugi terus," ujar Hermanto.
Hermanto menambahkan hal yang sangat membebani proyek kereta cepat adalah anggaran yang begitu besar. Mulai dari teknologi hingga infrastruktur membutuhkan biaya banyak.
"Karena modalnya besar sekali untuk biaya operasi dan sebagainya," jelas Hermanto.