TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Mabes Polri menyatakan bahwa tidak ada bandar udara di Indonesia, khususnya bandar udara internasional yang aman dari intaian jaringan pencurian barang bagasi.
"Hampir seluruh bandar udara internasional rawan pencurian bagasi. Ini cukup membuat kepercayaan menurun," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Anton Charliyan di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/1/2015).
Anton tidak mau menyebut siapa saja yang seharusnya bertanggung jawab atas sistem penyimpanan barang di bandara hingga pesawat.
Namun, Anton mengakui bahwa sistem penyimpanan tersebut harus diperbaiki. Sebab, berdasarkan kasus pencurian bagasi di Surabaya yang pernah diungkap, aksi itu ternyata banyak melibatkan 'orang dalam'.
Artinya, harus ada sistem yang dibenahi agar 'orang dalam' pun tak dapat mengutak-utik barang di bagasi.
"Pengalaman kami, pas masuk X-Ray itu saja sudah ditandai khusus (oleh pelaku). Artinya, ini memang ada jaringan," ujar Anton.
"Makanya harus ada penertiban sistem yang signifikan. Kami, Polri, siap apabila diminta bantuan pengelola bandara atau maskapai penerbangan hanya untuk penertiban sistem itu," tambah dia.
Anton menambahkan, paling tidak kerja sama pengelola bandara dan maskapai penerbangan dengan polisi bandara dapat ditingkatkan. Kerja sama yang baik saja sudah cukup menekan tindak pencurian barang bagasi tersebut.
Polisi sebelumnya menangkap empat orang porter Lion Air dengan sangkaan mencuri barang penumpang di bagasi pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. (Fabian Januarius Kuwado)