TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakta buruknya manajemen penerbangan pesawat Garuda Indonesia akhir-akhir ini, berbuntut panjang.
Hal itu dibuktikan penerbangan Garuda yang delay atau terlambat.
Puncaknya saat Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jafar yang emosi soal penundaan keberangkatan pesawat Garuda sehingga ia terlambat menghadiri sebuah acara di Yogyakarta.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VI DPR, Nasim Khan mengatakan, perombakan terhadap manajemen Garuda sebagai satu-satunya solusi untuk membenahi perusahaan penerbangan milik BUMN itu.
"Karena sekarang banyak delaynya, manajemen Garuda buruk. Manajemen Garuda harus berbenah dan perlu dirubah total, terutama menyangkut pelayanannya," kata Nasim, ketika dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Sabtu (27/2/2016).
Manajemen Garuda saat ini, kata Nasim, lebih buruk dari manajemen Garuda sebelumnya.
Hingga saat ini belum ada terobosan yang dilakukan para petinggi.
Menteri BUMN Rini Soemarno diminta turun tangan untuk melakukan evaluasi terhadap seluruh direksi Garuda.
"Direksinya harus dievaluasi total. Kalau perlu re-organisasi manajemen, kita sampaikan ke Ibu Rini," katanya.
Namun demikian, semua perbaikan yang akan dilakukan tidak bisa dikerjakan secara instan.
"Ibu Rini punya perencanaan sangat bagus, diharapkan semua BUMN bisa memberikan pelayanan lebih maksimal, termasuk Garuda," ujarnya.
Ke depan, lanjut Nasim harus ada peningkatan performance maskapai Garuda Indonesia.
Mengingat, pesawat Garuda sebagai simbol penerbangan Indonesia di manca negara.
"Kita (Komisi VI) tidak ingin Garuda terpuruk, meskipun sahamnya sudah banyak dimiliki swasta dan asing, dan tidak sepenuhnya milik negara. Komisi VI mempunyai harapan bahwa performance Garuda kita harapkan bisa lebih baik lagi," ujar Nasim.