News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Singapura, (Masih) Kota Termahal Dunia

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Singapura masih menjadi kota termahal dunia menurut survei terbaru Economist Intelligence Units

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA- Hasil survei terbaru mengenai kota-kota dunia menunjukkan, Singapura masih menjadi kota termahal dunia. Dengan demikian, predikat ini sudah melekat ke Singapura selama tiga tahun berturut-turut.

Hong Kong berada di urutan kedua peringkat kota termahal di dunia.

Survei tahunan Economist Intelligence Unit's (EIU) menyebutkan, posisi Singapura sebagai kota termahal dunia menghadapi tekanan. Sebab, Hong Kong merangsek naik tujuh peringkat untuk menghuni posisi kedua dengan kota Zurich.

Di sisi lain, Paris menjadi satu-satunya kota dari kawasan euro yang berhasil mempertahankan posisi di peringkat sepuluh besar. Namun, posisinya turun tiga peringkat menjadi posisi lima. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kepercayaan market terhadap euro.

"Penguatan dollar AS dan melemahnya euro mendorong kota-kota di zona Eropa mengalami penurunan rangking, khususnya sentimen konsumen yang lemah dan anjloknya harga komoditas yang menekan tingkat inflasi," jelas EIU.

Namun EIU mencatat, meski euro melemah, "Paris masih tetap mahal secara struktural untuk tempat tinggal."

Posisi tiga kota termahal dunia dihuni oleh Jenewa, setelah Zurich. Menurut bank sentral Swiss, keputusan bank sentral untuk tidak mematok lagi (unpeg) nilai tukar franc terhadap euro menyebabkan nilai mata uang lokal perkasa.

Selain itu, penguatan dollar juga menjadi pendorong melonjaknya posisi Hong Kong. Seperti yang diketahui, dollar Hong Kong dipatok dengan dollar AS. Artinya, mata uang dollar Hongkong tidak melemah seperti mata uang lainnya di kawasan regional.

Hasil survei juga menunjukkan, kota-kota di Australia seperti Sydney dan Melbourne tak lagi masuk ke jajaran top 10. Penyebabnya, dollar Australia sudah kehilangan 7% nilainya terhadap dollar AS sejak awal 2015.

Catatan saja, survei dilakukan dengan membandingkan harga, yang dikonversikan terhadap dollar AS, terhadap 160 produk dan jasa di sejumlah negara. Juga yang menjadi pertimbangan antara lain harga makanan, pakaian, peralatan pribadi, biaya sewa, transportasi, sekolah swasta, hingga rekreasi. 

SUMBER : CNBC

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini