TRIBUNNEWS.COM, FRANKFRUT- Perusahaan mode asal Jerman Hugo Boss AG akhirnya memilih untuk menutup tokonya di China demi menjaga keuangannya tetap sehat dan menjaga profitabilitas. Pasar mode sejauh ini belum menunjukkan pemulihannya.
“Yang kami harapkan dividen stabil itu lebih baik. Outlook 2016 sudah diungkapkan, namun margin kotor datar lebih baik dari yang kami harapkan,” kata analis Kepler Cheuvreux Kolb dalam sebuah catatan.
Saham Hugo Boss naik 5,3 % di awal perdagangan di Frankfurt usai menutup 20 tokonya di China dan langkah mengambil kontrol atas konsesi department store US Macy Inc. Selain itu ditopang rencana perusahaan untuk mempertahankan dividen dan perkiraan margin kotor tidak berubah.
Lesunya pasar mendorong perusahaan untuk memberikan diskon item busana seperti 900 euro (US$ 988) dan gaun koktail 1.100 yang merupakan top of mind bagi perusahaan yang telah ditinggalkan oleh Claus-Dietrich Lahrs.
Hugo Boss berencana untuk berinvestasi kurang lebih 200 juta euro pada ekspansi tahun ini, atau lebih sedikit dibandingkan dengan 220 juta euro 2015.
Sekadar mengingatkan, bulan lalu Claus-Dietrich Lahrs memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi Chief Executive Officer (CEO) Hugo Boss AS. Keputusan ini diambil pasca peritel mode asal Jerman itu memangkas prospek labanya untuk kali kedua dalam enam bulan terakhir.
“Lahrs (52) akan meninggalkan Hugo Boss 29 Februari dan akan segera menemukan penggantinya "tanpa penundaan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Penerus Lahrs nantinya harus menghadapi tantang melemahnya penjualan di Amerika Serikat (AS) dan China. Yang menjadi alasan pemangkasan prospek labanya pada Selasa (23/2) lalu.
Sumber : Bloomberg