Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Presiden Joko Widodo menceritakan soal aksinya yang marah-marah di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta beberapa waktu lalu.
Jokowi bercerita soal itu ketika memberikan kuliah umum pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Lustrum ke 8 Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (11/3/2016).
Jokowi menceritakan saat melakukan kunjungan kerja ke pelabuhan yang dahulu menjadi pelabuhan prasejarah penyebaran agama Hindu itu.
Kala itu, kata Jokowi, tidak ada hal yang mencurigakan lantaran acaranya telah dipersiapkan secara baik untuk menyambut kedatangannya.
Namun, karena dia telah menggeluti dunia ekspor impor selama 24 tahun, akhirnya Jokowi menanyakan perihal tentang lamanya bongkar muat di pelabuhan Indonesia khususnya pelabuhan Tanjung Priok.
"Kenapa bisa lama proses bongkar muat di Tanjung Priok. Di Singapura hanya satu hari, Malaysia dua hari, di Indonesia bisa enam sampai tujuh hari. Siapa yang salah? Bea Cukai atau Pelindo atau Dinas lainya?" ujar Jokowi saat kuliah umum.
Lantaran jawaban yang hanya muter-muter, akhirnya seusai acara Jokowi mengumpulkan seluruh pihak yang terlibat dalam bongkar muat.
"Akhirnya semua saya kumpulkan. Saat itu, tidak ada wartawan karena saya kumpulkan pihak yang melakukan bongkar muat di ruang tertutup," sambungnya.
Menurutnya, lantaran proses bongkar muat di pelabuhan yang lama, membuat Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lain dan Indonesia bisa mengalami kerugian hingga Rp 704 Triliun per tahun.
"Akhirnya setelah dimarahi kini proses bongkar muat bisa diperpendek menjadi hanya tiga atau empat hari. Yang diperlukan dalam persaingan di MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) saat ini adalah kecepatan," tandasnya.