Perusahaan ini bakal membuka tender lelang pembangunan hotel tersebut pada dua bulan sampai tiga bulan lagi. Diharapkan proses konstruksi dari proyek ini bisa terlaksana Januari 2017.
Untuk pelaksanaan proyek ini, AP II sudah menyiapkan dana sekitar Rp 150 miliar.
Faik menyebut pilihan jenis hotel bintang empat di lokasi bandara bukan tanpa pertimbangan.
Menurutnya pasar hotel di bandara berbeda dengan pasar hotel pada umumnya.
Pasar hotel bandara sendiri adalah konsumen yang tidak ingin terkena macet sebelum bepergian.
"Di Terminal I ada hotel kecil dan itu selalu penuh," timpalnya.
AP II memang menyiapkan Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta menjadi bandara penyumbang pendapatan non aero terbesar.
Porsi terbesar selanjutnya adalah Bandara Internasional Kualanamu di Medan dan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.
Setelah proyek Terminal 3 Ultimate rampung, AP II juga akan merenovasi Terminal I dan Terminal II Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.
Tahun lalu, pendapatan non aero AP II berkontribusi 35 persen dari total pendapatan Rp 5,7 triliun. Bisnis aero masih mendominasi di kisaran 65 persen.
Dengan beroperasinya Terminal III Ultimate Bandara Soekarno Hatta pada akhir 2016 nanti diharapkan kontribusi pendapatan non aero meningkat menjadi sekitar 45 sampai 50 persen.
Reporter: RR Putri Werdiningsih l Kontan