TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG- Pengelola Bandara Soekarno Hatta, PT Angkasa Pura II sangat berharap banyak dari pengoperasian Terminal 3 Ultimate.
Terminal anyar yang bakal beroperasi penuh Maret 2017 ini bisa mendongkrak pendapatan non aero (penerbangan) perusahaan pelat merah ini.
Salah satu upaya Angkasa Pura II adalah dengan mengelola area komersial di sekitar bandara terutama Terminal 3. Misalnya berencana membuka hotel bintang 4 di sana.
"Beroperasinya Terminal 3 menjadi kesempatan bagi kami untuk meningkatkan pendapatan non aero. Di tahap awal ini kira-kira bisa memberi kontribusi 10-20 persen," ungkap Faik Fahmi, Direktur Komersial PT Angkasa Pura II, Kamis (21/4).
Pada tahap awal, pendapatan non aero bisa berasal dari pengelolaan area komersial bandara. Menurut hitungan Faik, bandara ini bakal kedatangan maskapai Garuda dan beberapa maskapai asing anggota Skyteam (maskapai luar negeri yang bekerjasama dengan Garuda).
Taruh kata, maskapai pelat merah ini dalam sehari menangani 6.000 penumpang. Maka ini adalah target pasar minimal yang dibidik AP II.
Setelah Terminal ini beroperasi penuh pada Maret tahun depan, AP II optimistis kontribusi bisnis dari terminal ini bakal lebih besar lagi.
Faik memproyeksi, dengan luas areal komersial mencapai 70.000 meter persegi, terminal ini bisa menyumbangkan pendapatan non aero ke kocek AP II hingga 30 persen.
Nanti, areal komersial ini bakal AP II tawarkan ke para mitra bisnis. Seperti pebisnis makanan dan minuman peritel serta toko bebas bea.
Bisnis hotel
Selain area komersial, AP II juga mengincar pendapatan non aero dari bisnis hotel.
Pengelola bandara ini tengah mengurus izin pembentukan anak usaha baru khusus untuk menangani bisnis hotel yang mereka beri nama PT Angkasa Pura Properti.
BUMN ini sudah mengalokasikan dana Rp 150 miliar sebagai setoran awal entitas baru.
AP II bakal membagi hotel di terminal tersebut dalam dua bagian. Pertama, hotel di sisi terminal domestik, dan kedua hotel di area terminal internasional.
Masing-masing sisi berkapasitas 150 kamar.
Perusahaan ini bakal membuka tender lelang pembangunan hotel tersebut pada dua bulan sampai tiga bulan lagi. Diharapkan proses konstruksi dari proyek ini bisa terlaksana Januari 2017.
Untuk pelaksanaan proyek ini, AP II sudah menyiapkan dana sekitar Rp 150 miliar.
Faik menyebut pilihan jenis hotel bintang empat di lokasi bandara bukan tanpa pertimbangan.
Menurutnya pasar hotel di bandara berbeda dengan pasar hotel pada umumnya.
Pasar hotel bandara sendiri adalah konsumen yang tidak ingin terkena macet sebelum bepergian.
"Di Terminal I ada hotel kecil dan itu selalu penuh," timpalnya.
AP II memang menyiapkan Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta menjadi bandara penyumbang pendapatan non aero terbesar.
Porsi terbesar selanjutnya adalah Bandara Internasional Kualanamu di Medan dan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.
Setelah proyek Terminal 3 Ultimate rampung, AP II juga akan merenovasi Terminal I dan Terminal II Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.
Tahun lalu, pendapatan non aero AP II berkontribusi 35 persen dari total pendapatan Rp 5,7 triliun. Bisnis aero masih mendominasi di kisaran 65 persen.
Dengan beroperasinya Terminal III Ultimate Bandara Soekarno Hatta pada akhir 2016 nanti diharapkan kontribusi pendapatan non aero meningkat menjadi sekitar 45 sampai 50 persen.
Reporter: RR Putri Werdiningsih l Kontan