TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Direksi Bank Dunia, Senin (25/4), menyetujui pencairan utang kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar US$ 500 juta.
Pinjaman itu diberikan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus tumbuh dan mendukung ekonomi tiga juta penduduk Sumatra.
Melalui program Power Distribution Development Program for Results, pinjaman itu untuk meningkatkan rasio elektrifikasi pulau Sumatra menjadi 90 persen, serta memperkuat sistem listrik agar lebih efisien dan handal.
“Kurangnya akses listrik bagi jutaan orang di Sumatra menghambat potensi ekonomi kawasan,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves, Senin (25/4/2016).
Menurutnya, tersedianya listrik dapat memperbaiki produktivitas ekonomi serta membantu capaian kesehatan dan pendidikan.
Menurut Bank Dunia, saat ini sekitar 39 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses listrik. Sebanyak 9 juta berada di Sumatra.
Dengan investasi pembangkit listrik di Sumatra, program ini akan mendukung perluasan jaringan distribusi untuk lebih dari 40.000 kilometer sirkuit jaringan distribusi serta sekitar 28.300 unit transformer.
“Jaringan distribusi listrik dan gardu distribusi akan dibangun, diperbaiki, dan ditingkatkan kemampuannya. Manajemen pemadaman listrik akan diperkuat agar frekuensi dan durasi gangguan pelayanan berkurang,” kata Dhruva Sahai, Analis Finansial Senior Bank Dunia.
Utang ini juga untuk mengembangkan kemampuan PLN dalam hal perencanaan, pembuatan anggaran, pengadaan, manajemen keuangan, serta monitoring dan evaluasi.
Reporter: Asep Munazat Zatnika