TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) keberatan jika limbah cangkang pengolahan minyak swit mentah (CPO) diekspor ke luar negeri. Alasannya, PLN membutuhkannya untuk bahan baku Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biogas (PLTBG).
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan mengaku pengusaha Crude Palm Oil (CPO) lebih senang mengekspor limbah cangkang kelapa sawit, karena lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pembangkit listrik.
"Sekarang kita rebutan untuk mendapatkan cangkang kelapa sawit itu dengan yang diekspor," ujar Djoko di kantor pusat PLN, Senin (25/4/2016).
Djoko berharap pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa membuat aturan pembatasan ekspor cangkang kelapa sawit. Hal itu sejalan dengan kebutuhan listrik di dalam negeri serta pengembangan energi baru terbarukan.
"Ini harus ada kebijakan renewable untuk cangkang," kata Djoko.
Djoko memaparkan harga jual listrik dari PLTBG sebesar Rp1.36d per kWHh. Harga tersebut masih sangat murah jika dibandingkan harga jual listrik Pembangkit Listrik Bio Massa (PLTBM) seebesar Rp1.495 per kWh yang berasal dari pohon akasia.
"Harga cangkang diekspor itu lebih mahal dibandingkan dijadikan listrik di daerah," papar Djoko.