TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk mengaku sulit merealisasikan imbauan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menekan suku bunga kredit hingga di bawah 10 persen pada tahun ini.
"Menurut kami agak sulit dicapai, ini kan otomatis menekan biaya dana, apakah bunga deposito 5 persen cukup menarik untuk deposan, ini tantangan," ujar Direktur Utama Bank Ina Edy Kuntardjo, Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Menurut Edy, bunga deposito Bank Ina saat ini berada di level 8 persen dan margin bunga bersih (NIM) pada akhir 2015 di posisi 4,26 persen dari akhir tahun sebelumnya 4,71 persen.
"Suku bunga kredit lebih baik ikut mekanisme pasar saja, kalau bisa turun ya akan turun, bunga single digit juga jangan seluruh kredit, misalnya korporasi atau KPR saja yang sigle digit, itu bisa," tutur Edy.
Lebih lanjut Edy mengatakan, tantangan dunia perbankan saat ini menekan kredit bermasalah seiring ketidakpastian kondisi ekonomi yang masih berlanjut pada tahun ini.
"Kondisi umum perbankan nasional pada akhir tahun kemarin NIM naik menjadi 5,2 persen dari sebelumnya 4,1 persen. Kalau Bank Ina tahun ini akan dijaga pada level 1 persen," ucapnya.