TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama AirNav Indonesia Bambang Tjahjono menyatakan, pihaknya sudah siap dengan rencana pengurangan ratusan frekuensi Lion Air.
Hal ini sejalan dengan permintaan dan sanksi yang diberikan Kementerian Perhubungan kepada maskapai berlambang singa tersebut.
"Sebagai operator, kami menyiapkan layanan pemanduan penerbangan. Kalau ada pengguna jasa menurunkan frekuensi, ya kami akan menyesuaikan," ujar Bambang, Minggu (22/5/2016).
Terkait dengan sanksi yang diterima Lion Air, pihaknya menyatakan prihatin. Bambang mengaku bagi maskapai siapapun, sanksi pasti tidak enak.
"Apalagi bagi perusahaan besar seperti Lion Air. Tapi itu harus diterima dan dijalani sebagai konsekuensi," kata Bambang.
Bambang mengatakan, industri penerbangan merupakan sektor yang padat regulasi dan tidak mentolerir kesalahan.
"Karena ini bisnis safety, jadi memang zero tolerance," papar Bambang.
Apalagi, kata Bambang, pemerintah sedang berupaya agar Indonesia masuk dalam kategori I Federal Aviation Administration (FAA) dari posisi saat ini yang berada dalam kategori II.
Pemerintah ingin menaikkan ke kategori I, lalu Indonesia juga sedang berjuang untuk menjadi anggota dewan International Civil Aviation Organisation (ICAO).
"Di tengah kondisi ini, pemerintah memang harus menunjukkan ketegasan," terang Bambang.
Sebagai operator, Bambang menyatakan, pihaknya mendapat pekerjaan rumah yang besar dari pemerintah untuk meningkatkan layanan navigasi penerbangan.
"Jadi kami melihat, Kemenhub memang sedang melakukan pembenahan menyeluruh," kata Bambang.