TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM-- Masih dalam suasana ekonomi melambat, Unilever tetap memiliki nyali besar untuk ekspansi.
Kali ini, raksasa consumer good yang berbasis di Amsterdam itu memacu lini bisnis produk perawatan pria.
Unilever mengakuisisi produsen alat cukur Dollar Shave Club senilai US$ 1 miliar.
Nilai ini lima kali lipat dari proyeksi total pendapatan Dollar Shave Club di tahun ini.
Manajemen Unilever memperkirakan, proses akuisisi akan rampung pada kuartal III 2016. "Unilever akan membayar akuisisi dengan tunai," bisik sumber Bloomberg, Rabu (20/7/2016).
Membeli Dollar Shave Club menjadi langkah terbaru Unilever menantang seteru abadi, Procter & Gamble Co (P&G).
Ini merupakan upaya Unilever menjegal Gillete milik P&G dan Schick milik Edgewell Personal Care di pasar produk perawatan laki-laki yang bernilai US$ 3 miliar.
Salah satu keunikan Dollar Shave Club adalah mengadopsi model penjualan berlangganan secara online.
Dollar Shave Club tercatat memiliki 3,2 juta pelanggan. Pelanggan membayar US$ 1 per bulan untuk 5 kepala cukur dan dua silet tau US$ 9 untuk 4 kepala cukur dan enam pisau.
"Dollar Shave Club populer karena bisa pesan online dan langsung diantar," tulis Euromonitor.
Kendati baru berdiri sejak 2011, produsen alat cukur asal California ini menarik perhatian konsumen karena mengolok-olok tingginya harga alat cukur.
Hasilnya, Dollar Shave Club mampu membukukan penjualan hingga US$ 152 juta pada akhir 2015 dari US$ 4 juta di 2012.
Dollar Shave Club juga melebarkan bisnis dengan menjual produk lain perawatan pria.
Kini, Dollar Shave Club juga menawarkan produk perawatan rambut. Contoh, pomade dan krim rambut yang diminati oleh konsumen yang lebih muda.