TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) saat ini menyeleksi segmen korporasi yang akan dikucurkan kredit, guna menekan rasio kredit bermasalah (NPL)
Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, rasio kredit bermasalah perseroan pada semester I 2016 mencapai 3 persen, dimana segmen korporasi penyumbang terbesar dari keseluruhan NLP tersebut.
"NPL 3 persen, banyak didrive korporasi 1,5 persen menjadi 3,1 persen. Ini satu nasabah yaitu Trikomsel (PT Trikomsel Oke Tbk/TRIO) men-drive NPL kredit BNI menjadi 3 persen," tutur Rico di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Penyaluran kredit BNI ke depan, kata Rico, akan diperketat atau tidak disalurkan kepada sektor-sektor yang memiliki risiko tinggi, satu di antaranya pada perusahaan pertambangan karena bisnisnya sedang mengalami penurunan.
Sementara itu, ekspansi kredit segmen korporasi yang akan lebih ditingkatkan yaitu sektor perkebunan, kontruksi dan kelistrikan. Di mana, perusahaan di sektor tersebut tidak menunjukan rasio kredit bermasalah selama ini, walaupun perkebunan sekarang tertekan.
"Meskipun komoditi mengalami penurunan, suka enggak suka kelapa sawit ini primadona negara kita," ucap Rico.