TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menargetkan potensi ekonomi digital Indonesia pada 2020 sebesar 130 miliar dolar AS.
Ketua Komite Penyelarasan Teknologi Informasi dan Komunikasi (KPTIK) Dedi Yudiant mengapresiasi target presiden untuk sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Namun hal yang menjadi kendala di dalam negeri yaitu, Indonesia belum memiliki banyak tenaga kerja ahli di sektor TIK.
"Indonesia masih sangat kekurangan SDM kompeten untuk mengelola industri TIK," ujar Dedi, di diskusi "HUT ke-71 Kemerdekaan RI dan Belum Merdekanya Industri dan Pendidikan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di Tanah Air Jakarta, Jumat (19/8/2016).
KPTIK pun menyatukan suara dari hulu ke hilir agar sektor ekonomi digital bisa berkembang dengan arah sesuai target pemerintah. Karena sampai saat ini belum terlihat strategi yang nyata untuk mendorong TIK di Indonesia.
"Strategi tidak kelihatan, padahal masterplan TIK ini sudah dibuat, tapi tidak ada implementasinya, sementara ekonomi digital itu sudah digagas dan ada targetnya," ungkap Dedi.
KPTIK pun menargetkan memberikan pelatihan dan bimbingan agar ekonomi digital sudah memiliki banyak tenaga kerja. Rencananya KPTIK akan menyasar lulusan SMK yang sudah memiliki keahlian dasar.
"Ekonomi digital kan butuh banyak SDM, dalam hal ini adalah lulusan SMK yang paling tepat dijadikan operator digital itu," papar Dedi.