TRIBUNNEWS.COM, MACAU- Isu mengenai hengkangnya Uber Technologies Inc dari Macau kian kencang berhembus.
Sejumlah media di Macau menulis, Uber akan keluar dari Macau per 9 September dengan mengutip surat yang dikirimkan oleh Direktur Regional Asia Uber.
Dalam salinan surat yang di upload ke akun Facebook otoritas Macau Au Kam-san, Direktur regional Asia Uber Mike Brown mengatakan perusahaannya berencana keluar dari Macau karena denda yang dikenakan kepada sopir mereka.
Brown bilang, total denda mencapai 10 juta pataca atau US$ 1,25 juta dalam jangka pendek selama beroperasi di Macau.
Sayangnya, Reuters tidak dapat mendapatkan konfirmasi dari Brown dan petinggi Uber lainnya. Demikian pula dari pihak pemerintah Macau.
Menurut kantor berita TDM Macau, Uber memiliki sekitar 2.000 sopir penuh waktu dan paruh waktu di kawasan tersebut. Seluruh sopir pun sudah diberitahu mengenai rencana Uber itu.
Macau bukanlah pangsa pasar yang besar, karena hanya terdiri dari 600.000 penduduk. Hengkangnya Uber akan menjadi pukulan telak bagi perusahaan start up asal AS tersebut di Macau.
Sebelumnya, di China, Uber akhirnya memutuskan untuk melego seluruh operasionalnya kepada pesaing lokal terbesar mereka Didi Chuxing.
Dalam perjanjian kedua belah pihak, Uber akan mengempit sekitar seperlima saham di Didi.
Tak hanya itu, pemerintah Taiwan meminta Uber untuk membayar pajak penjualan dan kemungkinan akan membuat Uber keluar dari Taiwan.
Sedangkan di Hong Kong, bisnis Uber masih berada di bawah pengawasan otoritas setempat.