TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengatakan bahwa potensi uranium di Indonesia mencapai 78.000 ton.
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, sejauh ini belum bisa diketahui apakah jumlah tersebut telah mampu mencukupi kebutuhan energi nasional.
"Dikatakan cukup atau tidak cukup, belum bisa menjawab, karena untuk mencapai terukur, perlu proses, perlu biaya juga. Lebih tepatnya pihak investor kalau perundangan itu dibuka," kata Djarot di sela-sela acara konferensi internasional South Pacific Environmrntal Radioactivity Assosiation (SPERA) di Denpasar, Senin (5/9/2016).
Djarot juga menyampaikan bahwa beberapa daerah di Indonesia mempunyai potensi adanya uranium terutama di wilayah Kalimantan Barat, Bangka Belitung dan di Mamuju Sulawesi Barat,serta daerah lainnya.
"Tantangan kita adalah peraturan perundangannya belum boleh melakukan eksploitasi secara komersial. Belum boleh dalam arti, belum ada Perundangan-undangan yang menyatakan secara eksplisit bahwa investor bisa mengeksplorasi uranium tersebut," tegasnya.
Yang saat ini diperbolehkan mengambil uranium tersebut adalah Batan. Hal itu sebatas untuk penelitian saja, seperti penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi.
Djarot mengatakan dengan sumberdaya uranium yang banyak ini, sebenarnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan negara serta kesejahteraan rakyat. Salah satunya adalah sebagai sumber energi terbarukan.
Penulis
: Kontributor Denpasar, Sri Lestari