TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pelaku usaha muda harus bisa menciptakan pengembangan bisnis yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Ide bisnis yang inovatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal, dipastikan bisa menguatkan pebisnis muda untuk ikut berpartisipasi dalam dunia kewirausahaan.
“Para pelaku bisnis muda hendaknya memahami target pasar yang dituju dan menekankan pada ide bisnis inovatif yang dapat dijual. Sehingga memiliki nilai ekonomi dan membentuk pondasi dari usaha yang menguntungkan,” ungkap Wakil Ketua Bidang Perdagangan, Distribusi, Logistik, Hubungan Internasional, dan Promosi & Investasi KADIN Yogyakarta, Wawan Harmawan seperti dalam rilisnya, Senin (19/9).
Pernyataannya berkenaan dengan penyelenggaraan kompetisi inovasi bisnis bertajuk “Innovating Jogja” yang digelar beberapa waktu lalu.
Wawan Harmawan mengatakan, kendati kompetisi masih merengkuh para pebisnis muda di Yogyakarta, diharapkan ke depannya bisa dilakukan di seluruh Indonesia melalui jaringan yang dimiliki Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
“Saat ini, Innovating Jogja merupakan inisiatif percontohan namun di masa depan diharapkan dapat menjadi program rutin untuk mendorong inovasi bisnis dan membuka peluang bagi usaha kecil dan menengah,” kata Wawan Harmawan.
Kegiatan ini didukung Kementerian Perindustrian dan Uni Eropa dan telah masuk ke tahap II. Sebanyak 37 peserta mengikuti Boot Camp selama tiga hari pada awal September lalu, dengan materi pembekalan mengenai kewirausahaan, pengembangan inovasi dan berbagai aspek pengembangan bisnis.
Masing-masing peserta juga diberi kesempatan untuk mempresentasikan ide bisnisnya di depan pebisnis Yogyakarta yang menjadi juri dan akan menjadi business coach atau pendamping bisnis mereka.
Setelah mengikuti Boot Camp, peserta diberi waktu untuk menyusun dan menyampaikan dokumen perencanaan bisnis untuk memilih 12 peserta yang mendapatkan dana dari Bank BNI dengan jumlah total Rp 30 juta per peserta.
Para peserta dapat menggunakan dana tersebut untuk product prototyping (membuat contoh produk) dan market testing (uji pasar), serta kebutuhan lainnya untuk mewujudkan ide-ide bisnis mereka. Ke-12 peserta terpilih juga berhak mengikuti tahap selanjutnya, yaitu Program Akselerasi.
Para peserta dipilih berdasarkan konsep, produk dan jasa dari sektor batik, kulit dan kerajinan yang mereka ajukan, serta ide-ide TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang relevan dengan ketiga sektor industri tersebut.