Menurutnya, biaya eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) yang tinggi menyebabkan ongkos produksi pun menjadi mahal. Alhasil harga gas di Indonesia tinggi sekali yang memang memberatkan industri.
"Biaya eksploitasi migas di Indonesia itu mencapai 47 dollar AS per barel padahal negara tetangga saja bisa 15 dollar AS per barel," katanya.
Selain biaya eksploitasi, sumur-sumur yang sudah tua, sambung Achsanul juga membuat bisnis tersebut menjadi tidak menarik.
Belum lagi, menurut Achsanul banyak trader-trader yang mengambil untung tinggi dari bisnis gas bumi.
"Struktur biaya eksploitasi harus dibenahi. Sehingga hulu bisa murah karena 90 persen harga gas itu ditentukan dari hulu-nya. Belum lagi masalah trader yang berbisnis di sini jadinya rantai bisnis ini tidak efisien," tuturnya.
Seperti diketahui, industri dalam negeri mengeluhkan tingginya harga gas bumi yang mereka beli.
Apalagi bila dibandingkan dengan harga gas di negara tetangga harganya jauh lebih mahal di Indonesia.
Menurut data Kementerian Perindustrian, harga gas bumi di Singapura hanya sekitar 4,5 dollar AS per juta British thermal unit (MMBTU), Malaysia 4,47 dollar AS per MMBTU, dan Filipina 5,43 dollar AS per MMBTU.