TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Bank Dunia di Amerika Serikat, esok pagi, Sabtu (1/10/2016).
Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani ingin membuktikan bahwa program pengampunan pajak yang dilaksanakan di Indonesia telah sukses dan didukung semua kalangan.
"Saya akan pergi ke World Bank annual fall meeting untuk menunjukkan pada dunia bahwa di Indonesia yang berkomitmen semuanya, Presiden, Menteri, pengusaha komit," ujar Sri Mulyani di kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani juga meminta data pajak para pengusaha dan WNI yang ada di luar negeri untuk dibuka. Hal itu bertujuan untuk bisa menarik dana repatriasi yang selama ini tersembunyi di negara lain.
"Kami juga akan mobilisasi dunia untuk memberi informasi pada Indonesia mengenai keberadaan aset di luar negeri," ungkap Sri Mulyani.
Kendati sudah dinilai berhasil, Sri Mulyani tetap ingin belajar dari negara lain bagaimana menyerap pemasukan pajak lebih tinggi lagi. Untuk sementara ini semua dana tebusan yang masuk dalam program pengampunan pajak akan dihitung kembali untuk periode pertama.
"Data yang masuk sekarang kan perlu untuk dilihat. Bagaimana Track recordnya di setiap daerah kita juga perlu untuk lihat pengalaman dari negara lain," papar Sri Mulyani.
Sebelumnya diberitakan tribunnews.com, pada pukul 20.00 WIB total deklarasi dan repatriasi pada posisi Rp 3.540 Triliun. Sedangkan dana tebusannya mencapai 97,1 Triliun.
Periode pertama program pengampunan pajak dengan dana tebusan 2 persen berakhir pada 30 September 2016. Selanjutnya dana tebusan naik menjadi 3 persen pada tiga bulan berikutnya.