TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendorong warga sekitar pabrik berperilaku hidup sehat, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mendonasikan 50 jamban untuk 50 keluarga yang tinggal di sekitar berdirinya pabrik di Kecamatan Gunem dan Bulu Kabupaten Rembang, Jawa tengah.
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru mengatakan, ke-50 keluarga penerima bantuan jamban tersebut tersebar di lima desa di Kecamatan Gunem dan Bulu. Rinciannya 42 jamban untuk warga di Kecamaan Gunem dan 8 jamban untuk warga di Kecamatan Bulu.
“Warga yang mendapatkan bantuan jamban sehat itu berada di Desa Kajar, Pasucen, Timbrangan dan Tegaldowo berada di Kecamatan Gunem, sedangkan bantuan di Kecamatan Bulu adalah Desa Kadiwono. Warga di desa tersebut selama ini memang dikenal masih memiliki perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)," kata Wahjudi dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (3/10/2016).
Penggagas program jambanisasi Desa Kadiwono dan penggerak program kesehatan lingkungan Kecamatan Bulu, Ana Rini Wiharjati mengungkapkan, saat ini sudah ada 8 keluarga yang mendapatkan bantuan jamban di desanya dari PT Semen Indonesia.
“Kami mengakui, saat ini masih ada sebagian warga di desa yang masih memiliki budaya BABS. Biasanya mereka melakukan aktivitas BABS di sungai desa atau semak-semak sekitar permukiman. Kondisi seperti ini tidak sehat untuk masyarakat,” jelas dia.
Ia menyebutkan, di Desa Kadiwono total ada 60 keluarga yang masih membutuhkan bantuan jamban. Rinciannya, ada 50 keluarga belum memiliki jamban, serta 10 keluarga kondisi jambannya tidak layak pakai.
Saat ini masih tersisa 52 keluarga yang butuh batuan karena 8 keluarga sudah mendapatkan bantuan dari PT Semen Indonesia.
“Sebenarnya desa sudah memesankan bantuan jamban sehat. Namun hingga kini bantuan itu belum jadi. Kami berharap, PT Semen Indonesia bisa memperbanyak lagi bantuan jambanisasi di Kadiwono,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang, Ali Syofi'i mengungkapkan, saat ini baru ada 91 desa di Rembang yang sudah menyandang status Open Defecation Free (ODF) atau bebas BABS.
Artinya saat ini masih kurang 203 desa dan kelurahan yang harus segera mendeklarasikan diri sebagai desa ODF.
“Tahun 2016 ini kami sedang memverifikasi 71 desa/kelurahan yang diusulkan ODF, rencananya, ada 85 desa terentaskan dari BABS pada tahun ini tercapai,” papar Ali.