Sebagai CEO SidoMuncul, Sofjan tentu senang dengan pencapaian manajemen yang dipimpin. Sampai kwartal ketiga tahun ini pertumbuhan penjualan naik menjadi 14,6 persen yaitu sebesar Rp 1,8 triliun dari Rp 1,6 triliun periode yang sama tahun yang lalu. Sedangkan laba bersih naik 8 persen menjadi Rp 352 miliar dari Rp 326 miliar periode yang sama tahun lalu.
“Disaat perusahan – perusahaan lainnya kesulitan dan mengalami kerugian, Puji Tuhan kinerja kami tetap positif bahkan hingga akhir tahun, saya berharap pertumbuhan terus meningkat dan dalam 3 tahun berturut-berturut saja SidoMuncul mampu memberikan deviden hingga rata-rata 370 miliar,”jelas Sofjan.
Dimulai tanggal 25 Oktober 2016 saham SIDO dalam treasury dijual kembali melalui Bursa Efek Indonesia dan potensial buyer-nya adalah merupakan perusahaan asuransi besar asing yang kemungkinan akan membeli hampir 50 persen dari saham treasury tersebut.
Untuk memperoleh capaian kinerja terbaik, Sofjan ingin fokus memperkuat pasar dalam negeri. Muncul Mekar sebagai distributor utama produk SidoMuncul berkeinginan memperkokoh pasar domestik antara lain dengan membuat produk-produk baru dan sistem penjualan baru.
“Tahun ini, kami akan meluncurkan produk-produk baru dan perkenalkan sistem penjualan baru. Gebrakan yang saya inisiasi ialah memperkenalkan sistem kemitraan serta mengubah pola pikir masyarakat tentang jamu,”ujar Sofjan. Persepsi jamu identik dengan rasa pahit kini diubah menjadi jamu tidak pahit dan tidak berampas. Sofjan berusaha mengubah pola pikir dengan menghadirkan jamu yang tidak pahit dan memperkenalkan Café Jamu yang lebih modern, menyegarkan, enak, dan berkhasiat. Alhasil generasi muda mengerti khasiat jamu karena rasanya enak. Dengan generasi muda suka minum jamu maka budaya jamu tidak hilang atau diambil alih asing.
Café Jamu adalah konsep yang disiapkan untuk memberdayakan masyarakat dan memberi peluang kerja. Café Jamu dengan motto “enak dan berkhasiat” ini menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengadaannya. Misalnya dari segi permodalan, jika mengalami kesulitan bisa meminjam dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, (BRI), melalui skema KUR. Demikian juga mengenai tehnik pembuatan jamu maupun resep, semua telah disediakan. Termasuk perlengkapan seperti booth untuk memajang dagangan. Bahkan diberikan informasi daftar modal serta angka keuntungan dari setiap gelas yang dijual. “Yang dibutuhkan hanya kemauan untuk mendirikan Café Jamu dan memanfaatkan jaringan yang ada,” tegas Sofjan.
Sistem penjualan berkonsep Café Jamu ini, kata Sofjan, dilakukan selain menjual produk SidoMuncul juga untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dengan membuka peluang wiarusaha dan lapangan kerja baru serta membantu pemerintah mengatasi pengangguran. “Rakyat yang bergerak dan keuntungan mereka nikmati. Mitra secara mandiri menjalankan Café Jamu. Café Jamu menjadi bukti bahwa SidoMuncul memikirkan masyarakat dan tidak egois,” kata putra kedua pasangan Yahya Hidayat sebagai penerus dan pengelola SidoMuncul.
Saat ini Café Jamu sudah berkembang dimana-mana dan tidak memiliki target seberapa banyak café. Sepanjang masyarakat berminat maka mereka bisa mengajukan diri menjadi mitra dengan datang ke kantor-kantor perwakilan SidoMuncul. Menurut budayawan Aswendo Atmowiloto yang juga kolega Sofjan Hidayat di Muncul Mekar, di kantor perwakilan-perwakilan sudah ada orang-orang yang ditunjuk untuk menangani permohonan kemitraan Café Jamu. Untuk membuka Café ini tidak perlu punya kios tetapi bisa juga usaha rumahan.
Kehadiran Café Jamu juga mendapatkan respon positif, salah satunya Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj. Dalam satu kesempatan mencicipi sajian jamu yang dikemas secara modern, enak, dan berkhasiat, Said Aqil mendukung pengembangan Cafe Jamu ini. Niat baik untuk rakyat kecil ini, kata Kyai Said, insya Allah akan diberkahi Tuhan. Diharapkan dengan adanya Cafe Jamu ini dapat membantu perekonomian masyarakat kecil, terutama mereka yang tinggal di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Sofjan Hidajat juga berharap masyarakat DKI Jakarta yang kini banyak kesulitan mendapatkan kerja dapat memanfaatkan peluang kerja ini untuk memperbaiki nasib mereka.
Penghargaan pihak luar yang diterima SidoMuncul, kata Sofjan, merupakan pengakuhan atas kinerja selama ini bukan untuk kepentingan SidoMuncul tetapi juga untuk kebaikan rakyat Indonesia.