News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pasar Ragukan Komitmen OPEC, Harga Minyak Mentah Kembali Jatuh

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA- Harga minyak dunia kembali jatuh di perdagangan awal pekan ini (28/11/2016). Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran Januari turun sebesar 92 sen menjadi US$ 45,14 per barel di New York Mercantile Exchange.

Pada pukul 11.39 waktu Sydney, harga kontrak yang sama berada di level US$ 46,39 per barel.

Pada akhir pekan lalu, harga minyak mengalami penurunan sebesar US$ 1,90 menjadi US$ 46,06 per barel.

Sedangkan harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Januari turun sebesar 96 sen atau 2% menjadi US$ 46,28 per barel di ICE Futures Europe exchange.

Harga kontrak minyak Brent turun US$ 1,76 atau 3,6% menjadi US$ 47,24 per barel pada akhir pekan lalu.

Harga minyak Brent diperdagangkan lebih premium US$ 1,13 dibandingkan WTI.

Penurunan harga minyak terjadi setelah pelaku pasar meragukan kemampuan Organisation of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk mencapai kesepakatan dalam memangkas produksi minyak.

Sekadar informasi, pada hari ini, anggota OPEC kembali akan bernegosiasi terkait kesepakatan pemangkasan produksi minyak.

Di sisi lain, Arab Saudi optimistis pasar minyak akan menemukan kembali keseimbangannya di 2017 tanpa dilakukannya pemangkasan produksi minyak.

"Market saat ini tertekan oleh ketidakpastian dari sejumlah laporan, termasuk dugaan Arab Saudi yang menarik diri dari perundingan dengan negara-negara non-OPEC pada Senin ini," jelas Seo Sang-young, market strategist Kiwoom Securities Co yang berbasis di Seoul seperti yang dikutip Bloomberg.

Dia juga menambahkan, pelaku pasar juga meragukan apakah OPEC akan tetap menepati janjinya karena meski tercapai kata sepakat, negara-negara anggota lain diprediksi akan tetap menaikkan produksi.

 Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini