TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Konsumsi bahan bakar minyak jenis premium di Pulau Jawa, Madura, Bali (Jamali) tahun depan diproyeksi turun dibandingkan dengan akhir tahun ini.
Sampai akhir tahun ini konsumsi premium di Jawa, Madura dan Bali diperkirakan tinggal 44 persen dan sisanya direbut Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo.
Vice President Retail Fuel Marketing PT Pertamina Afandi menyatakan, konsumsi Premium tahun depan diprediksi hanya tinggal 30% dari total konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
"Sampai akhir tahun ini, pasar Premium tinggal 44%, selebihnya adalah Pertalite, Pertamax, dan Turbo. Perkiraan kami di tahun depan sekitar 30% jika melihat trennya," kata Afandi, Jumat (23/12/2016).
Penurunan konsumsi premium karena masyarakat mulai beralih dari premium ke produk BBM lain, seperti Pertalite dan Pertamax.
Pada November 2014 lalu harga premium sempat menyentuh Rp 8.500 per liter.
Dengan harga yang sama saat ini, masyarakat bisa mendapatkan produk BBM dengan kualitas yang lebih baik.
"Sekarang dengan harga Rp 8.500 dapat Pertamax, tambah Rp 300 dapat Pertamax Turbo. Artinya dengan uang yang sama, masyarakat kita bisa membeli produk yang lebih tinggi. Makanya Pertalite dan Pertamax bisa diserap masyarakat karena pada tagyb 2014 beli Premiumseharga Rp 8.500," jelasnya.
Biarpun begitu, masih ada juga masyarakat yang menggunakan Premiumterutama di luar Pulau Jawa.
"Di luar Jawa masih mayoritas, rata-rata konsumsi Premium di atas 60%," imbuhnya.
Meskipun setiap tahun pengguna Premium terus berkurang, Afandi menyatakan, Pertamina belum berencana menghapus Premium dari pasaran.
Pasalnya hingga saat ini pemerintah masih menugaskan Pertamina tetap menyalurkan premium.
"Tergantung, kalau tidak ditugaskan, ya tidak menyalurkan," kata Afandi.
Pada periode bulan Januari-November 2016 konsumsi premium menurun hingga 27,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.