TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Produsen senapan mesin semi otomatis AK-47 menyatakan bakal menambah jumlah pegawai hingga 30 persen. Hal ini sejalan dengan peningkatan produksi karena dampak membeludaknya pesanan ekspor atas senapan yang tersohor tersebut.
Seperti dilansir CNBC, Selasa (31/1/2017), Kalashnikov Group dalam keterangan pers mengumumkan bakal menciptakan 1.700 posisi pekerjaan pada tahun 2017 ini.
“Sejalan dengan pertumbuhan volume produksi yang didorong peningkatan jumlah pesanan ekspor, diputuskan untuk meningkatkan jumlah pegawai,” ujar CEO Kalashnikov Group Alexey Krivoruchko.
Lebih lanjut, Krivoruchko mengungkapkan, tantangan yang dihadapi Kalashnikov adalah mengelola pertumbuhan jumlah pesanan.
Untuk memenuhi pesanan yang melesat tersebut, maka per April 2017 mendatang kegiatan produksi akan dilakukan dalam tiga giliran atau shift. Menurut data Kalashnikov, hingga akhir tahun 2016 jumlah pegawai mencapai sekitar 5.500 orang.
Adapun para pegawai baru akan bekerja sebagai teknisi, penggerinda, operator mesin, dan pembuat perangkat.
Pada Agustus 2016 silam, Kalashnikov membuka toko di bandara Sheremetyevo di Moskow, Rusia. Kabarnya, toko ini memiliki berbagai senjata api model realistik, termasuk perangkat berburu sehingga menarik minat banyak pelancong.
Senapan AK-47 dikenal luas karena biaya produksinya yang rendah dan kemampuannya di kondisi ekstrim. Senapan ini pertama kali diciptakan pada tahun 1947 oleh serdadu Tentara Merah, Mikhail Kalashnikov.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)