"Para pemain lama (incumbent) tak bisa mendeteksi karena lawan-lawan berada di luar jangkauan radar mereka," jelasnya dalam buku Disruption.
Kata Renald, saat dunia berubah, industri lama pun terdisrupsi tanpa bisa terelakkan lagi. Merasa tak berdaya, banyak orang lama memilih untuk tidak menghadapinya.
Mereka memilih untuk bertarung di dalam, bertengkar dengan sesama mereka sendiri ketimbang berpikir dan berinovasi menghadapi Iawan baru di luar sana.
Menariknya, kita menyaksikan bahwa hal itu tak terjadi dalam dunia operator telekomunikasi. Mengapa nasib mereka berbeda dengan operator taksi atau pembuat pesawat telepon atau
lndustri non-digital lainnya?
lnilah pertanyaan yang perlu kita jawab. Saat Nokia tergantikan, PT Telkom yang merupakan BUMN lndonesia justru berupaya keras mendisrupsi dirinya sendiri.
"Kita bisa menyaksikan bagaimana Telkom berupaya keras untuk keluar dari perangkap model bisnis lama yaitu fixed line voice," katanya.
Badan usaha berpelat merah itu bahkan berkolaborasi dengan PT Angkasa Pura II membangun platform smart airport, mengembangkan sendiri UseeTV yang mendisrupsi bisnis TV kabel, dan mendirikan perusahaan yang kelak dikenal sebagai third party administrator dalam layanan kesehatan.
"Suatu revolusi kini mengadang jutaan pembangun merek dan pemilik reputasi yang dutu tak tergoyahkan. Seperti Blue Bird yang harus menghadapi gempuran mobil-mobil yang tak terlihat bermerek taksi, tak berpetat nomor kuning, dan tak tampak beroperasi sebagai taksi. Tahu-tahu revolusi ini sudah besar dan mengoreksi kesejahteraan kita," ungkapnya.
Dalam buku tersebut diberikan beberapa realita yang saat ini tengah terjadi dalam kehidupan manusia pada era digital. Buku tersebut juga ditujukan untuk membantu pengusaha atapun masyarakat luas dalam menentukan pilihan berbisnis maupun bekerja.
"Ini adalah buku yang pantas dibaca untuk mencegah kegagalan dalam melangkah, membangun karir, dan menciptakan masa depan bagi anak-anaknya," kata Rhenald saat acara diskusi buku di bilangan Periplus Pondok Indah.
Rhenald mengungkapkan, salah satu realita yang membuat dirinya menulis buku "Disruption" adalah perkembangan zaman yang menimpa perusahaan raksasa Nokia.
Menurut Rhenald, pada zamannya, Nokia berhasil menguasai pasar dan selalu melakukan invonasi, namun nyatanya, saat ini, mengalami kejatuhan yang signifikan. Menurut Rhenald, CEO Nokia pernah berkata, "Kita tidak pernah melakukan kesalahan apapun, tiba-tiba kami kalah dan punah."
Contoh kasus lain yang terjadi di Indonesia, adalah perusahaan Blue Bird di mana selama bertahun-tahun menguasai pasar transportasi tetapi saat ini kalah oleh mobil-mobil yang tak terlihat bermerek taksi tetapi beroperasi layaknya seperti taksi.