TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tauzia Hotel Management terus melakukan ekspansi bisnis. Jika selama ini hanya dikenal sebagai operator hotel bintang tiga dan empat, kini perusahaan ini mengembangkan sayap bisnisnya dengan meluncurkan hotel berbintang lima lewat brand Harris Vertu.
Tauzia akan mengoperasikan hotel bintang lima perdana mereka di bilangan Harmoni Jakarta Pusat. Hotel Harris Vertu ini sudah soft launcing pada pada Januari 2017 dan peluncuran resminya ditargetkan akan dilakukan pada akhir Maret 2017 mendatang.
Hotel ini memiliki kapasitas 240 kamar yang juga berada dalam satu gedung dengan Yello Hotel yang juga dioperasikan Tauzia.
Dengan kehadiran Harris Vertu, Kini jaringan hotel Tauzia sudah memiliki enam brand. Lima mereka yang sudah dikembangkan sebelumnya antara lain Pop! Hotels, Yello Hotels, Fox Harris, Harris Hotels dan Preference Hotels.
Marc Steimeyer, Presiden Direktur Tauzia Hotel Management mengatakan pengembangan hotel bintang lima merupakan strategi Tauzia untuk melengkapi produk brand mereka.
Selain itu, ekspansi ini juga dilakukan karena memang harga tanah sudah semakin mahal di kota-kota besar.
"Dengan biaya lahan yang semakin mahal maka hanya ada dua yang harus dilakukan dalam berinvestasi hotel yakni penambahan kapasitas atau meningkatkan brand position." katanya pada KONTAN, Rabu (22/2/2017).
Marc menjelaskan, Hotel Harris Vertu dikembangkan dengan konsep era tahun 30an dengan mengusung motto Joy of Life.
Hotel ini akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas area lobi yang terintegrasi dengn busibess center, ballroom yang sangat cocok mengakomodasi even-even musik, fashion design dan yang berkaitan dengan cinema.
Adapun investasi yang digelontorkan untuk pengembangan hotel lima ini mencapai US$ 120.000 per kamar. Sedangkan untuk pengembangan hotel Harris bintang empat, investasinya hanya sekitar US$70.000-US$ 80.000 per kamar.
Marc optimis Hotel Harris Vertu Harmoni akam diterima masyarakat meskipun berada di lokasi dengan banyak kompetitor karena konsep yang mereka tawarkan berbeda dari hotel-hotel bintang lima lainnya. "Walaupun bintang lima, pasar kita lebih komplek karena produk yang kita tawarkan bukan hanya luxury. Ini untuk kelas atas tapi ada sub-subnya, ada luxury, butik luxury," jelas Marc.
Untuk tahun pertama operasi, Tauzia menargetkam tingkat okupansi Hotel Harris Vertu bisa mencapai 60%-65%.
Ke depan, Tauzia akam terus mengembangkan Harrus Vertu. Setelah Harris Vertu Harmoni, perusahaan ini juga akan mengoperasikan Harris Vertu di Nha Trang, Vietnam dengan kapasitas 1.000 kamar.
Saat ini hotel tersebut masih dalam proses kontruksi dan ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2019.
Sementara wilayah Indonesia yang juga masih memiliki prospek untuk pengembangan hotel bintang lima menurut Marc adalah Surabaya, Makassar dan Medan. Namun untuk saat ini, Tauzia belum berencana untuk menambah Harris Vertu di wilayah tersebut.
Saat ini, Tauzia telah mengoperasikan 49 hotel dengan kapasitas 8.459 kamar. Sementara itu, ada 64 hotel yang masih dalam tahap konstruksi saat ini dengan total kapasitas mencapai 10.051 kamar.
Selain enam brand hotel tadi, Operator Hotel yabg berdiri sejak tahun 2001 ini juga akan mengelola Worldhotels yakni master franchise yang menyasar luxury segment. Saat ini, Tauzia ada tiga worldhotel yang tengah dalam tahap konstruksi di Bali dengan total 225 kamar yang ditargetkan akan beroperasi mulai tahun 2018.
Tahun ini, Tauzia akan mengoperasikan 11 hotel baru. Dua merupakan Preference Hotel yang akan beroperasi kuartal III 2017 yakni di Nusa Lembongan Bali sebanyak 15 kamar dan di Menteng Jakarta 97 kamar.
Lalu Fox Harris Hotel Bandung 111 kamar, Harris Hotel Semarang 167 kamar, Harris Hotel Solo 151 kamar dan Harris Hotel Barelang Batam 178 kamar.
Kemudian Yello Hotel Manggarai 114 kamar akan beroperasi kuartal IV mendatang dan Pop! Hotel di Banjar Masin beroperasi kuartal I, di Solo pada kuartal III serta di Pekanbaru pada kuartal IV.
Rata-rata okupansi hotel yang dioperasikan Tauzia sekitar 65 sampai 70 persen saat ini. Namun okupansi hotel yang paling bagus ada di Jakarta dan Surabaya yang mencapai di atas 70 sampai 75 persen.
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk