Pertama melakukan inovasi. Kedua membangun jaringan baru. Inovasi yang dilakukan adalah membuat produk saus sambal dalam kemasan plastik berbentuk bantal.
“Kami adalah produsen pertama yang membuat saus dalam kemasan plastik berbentuk bantal," katanya.
Susanti mengisahkan, waktu masih memakai botol, ternyata banyak produk yang rusak karena pecah.
Ternyata juga kemasan plastik ini mengurangi biaya produksi. Selain memudahkan dalam proses penyimpanan.
Sementara untuk membangun jaringan baru, Susanti memindahkan target pasar. Bila sebelumnya penjualan hanya difokuskan di daerah Jakarta Pusat, distribusi kemudian dialihkan ke luar Pulau Jawa.
"Ternyata itu membuat penjualan saus sambal produksi kami naik tajam," katanya.
Baru setelah sukses di luar Jawa, kata dia, produk saus sambal dengan merek Cabe Payung dan Soka kembali berekspansi masuk ke Jakarta.
"Kami membangun jaringan terlebih dahulu di daerah-daerah dengan persaingan yang tidak terlalu ketat, seperti di luar Pulau Jawa. Ketika produk kami dikenal dan diterima masyarakat, kami berani berkompetisi dengan produk sejenis di Jakarta," tuturnya.
Jadi kata Susanti, anak muda jangan takut keluar dari zona nyaman. Jangan jeri menghadapi tantangan. Kuncinya, berani berinovasi dan memperluas jaringan.