TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelola Pusat Belanja Mangga Dua Square Jakarta menyelenggarakan Gebyar Batik Bantul bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara yang memamerkan berbagai karya batik itu diikuti puluhan pengrajin batik asal Bantul dan dimeriahkan oleh fashion show Batik serta demo membatik .
Menurut Mulia Budiman selaku Chief Marketing Officer Mangga Dua Square, acara Gebyar Batik Bantul yang bertema “Batik Warisan Budaya Adiluhung” ini diselenggarakan untuk mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan secara nasional utamanya yang berbasis kerajinan batik.
“Kita ingin mendorong kemajuan ekonomi kerakyatan berbasis kerajinan batik melalui kerjasama saling menguntungkan dengan pemerintah daerah dan para pengrajin batik Bantul,” ujar Mulia Budiman.
Dikatakan Mulia, kerjasama dengan para pengrajian batik Bantul ini akan berhasil mengingat daerah Bantul merupakan daerah penghasil terbesar batik rakyat yang telah diwariskan turun temurun dengan sekitar 53 motif batik yang memperkaya variasi batik tulis, batik cap dan kombinasi.
“Kami telah bekerjasama dengan sentra-sentra pengrajin batik dengan hadirnya Zona Batik Nusantara yang menjual aneka batik dari Pekalongan, Klaten, Sragen dan lainnya termasuk Bantul untuk menggerakan ekonomi kerakyatan,” jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Mulia, optimisme memasarkan batik secara luas karena ditunjang posisi strategis Mangga Dua Square sebagai one stop shopping mall dan kehadiran 4 hotel berbintang dengan 1000 kamar yang melengkapi kunjungan wisata belanja dari dalam negeri dan luar negeri.
“Mangga Dua Square sangat dekat dengan pusat hiburan Ancol dan Bandara Soekarno Hatta serta Pelabuhan Tanjung Priok dan juga Stasiun Gambir,” ujarnya.
Mulia menambahkan, Mangga Dua Square juga memasarkan kios-kios strategis, hanya dengan Rp 10 juta langsung bisa berdagang.
”Soal angsuran, gampang dan bisa diatur,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Bantul Drs H. Suharsono mengharapkan Pameran Gebyar Batik Bantul yang diselenggarakan di Mangga Dua Square ini semakin memperkenalkan batik Bantul ke secara luas secara nasional maupun internasional yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
“Batik Bantul semakin dikenal dunia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” kata Suharsono.
Acara Gebyar Batik Bantul yang berlangsung hingga 7 Mei 2017 ini, lanjut Suharsono, juga akan menjadi sentuhan dan daya ungkit sektor ekonomi kreatif kerajinan rakyat di Kabupaten Bantul.
“Sehingga batik Bantul akan bisa bersaing dengan daerah lain dan dapat menembus pasar nasional dan bahkan pasar internasional,” jelasnya.
Dengan dikenalnya batik Bantul secara luas, menurut Suharsono, akan membawa dampak positif terhadap keberadaan UMKM di Bantul untuk terus berkembang dan membangkitkan rasa bangga mengenakan batik Bantul.
“Saya mengapresiasi acara pameran batik ini untuk memperkenalkan kreativitas dan inovasi desain batik UMKM di daerah khususnya di Kabupaten Bantul,” tuturnya.