TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Debindo-ITE menggelar pameran material dan teknologi bangunan terbesar di Indonesia, Indobuildtech Expo Jakarta 2017, di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten. Pameran akan berlangsung mulai Rabu - Minggu, 17-21 Mei 2017.
Mendapat dukungan 16 asosiasi industri dan profesi serta layanan bisnis perbankan modern, CIMB Niaga, Indobuidtech merupakan sebuah platform bisnis dan marketplace bagi para pebisnis dan pelanggan aneka ragam building materials and finishing products yang pada gilirannya akan menumbuhkan dampak positif bagi pertumbuhan sektor konstruksi nasional.
Presiden Direktur PT. Debindo ITE, Effi Setiabudi mengatakan, sejak diadakan secara tahunan sejak 2003 lalu, Indobuildtech konsisten memamerkan produk building and finishing materials, sekaligus menjadi benchmarking dengan produk dari negara lain dari 20 negara peserta pameran.
"Indobuildtech 2017 menampilkan aneka ragam produk dengan terobosan inovasi dan teknologi terbaru sebagai solusi bagi pebisnis dan pengunjung umum untuk kebutuhan sektor konstruksi, properti dan infrastruktur. Pengunjung juga mendapatkan peluang business networking dan nilai tambah dari banyak kegiatan pendukung selama 5 hari pameran," kata Effi dalam keterangan persnya di Jakarta.
Sejak tahun lalu, lanjut Effi, Indobuildtech juga turut menghadirkan pameran buidling and finishing materials terbesar bernama Indoconstech. "Dalam pameran ini, beragam alat operasional proyek konstruksi hingga aneka jenis kendaraan berat ikut dihadirkan," jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Arlinda menyatakan, dengan kontribusi ekspor sekitar 3 persen dari total ekspor, ekspor bahan bangunan mencapai US$ 2,29 miliar tahun lalu. Utamanya ke Australia, Singapura, Jepang dan Malaysia.
"Sektor ini tumbuh 10,27 persen pada kuartal-I 2017 dengan nilai mencapai US$ 378 juta. Momentum pertumbuhan ini merupakan dampak dari menggeliatnya dan percepatan infrastruktur nasional. Ini perlu ditingkatkan misalnya dengan mengisi pasar properti sehingga berdanpak ke pemerataan ekonomi," kata Arlinda dalam sambutannya.
Pemerintah sendiri, lanjut dia, berencana menggelar trade expo pada Oktober mendatang dan menargetkan 15.000 peserta dari 125 negara.
"Diharapkan akan ada transaksi hingga US$ 1,1 miliar dalam pameran tersebut," jelas dia.
Ditambahkan, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor konstruksi menempati posisi ketiga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sepanjang 2016, dengan kontribusi 0,51 persen setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan.
Kontribusi sektor konstruksi bagi pembentukan produk domestik bruto (PDB) pun cukup signifikan, yakni 10,38 persen atau di urutan ke-4 setelah sektor industri, pertanian, dan perdagangan.