Molornya pembangunan Tol Bocimi dari tahun 1997 diakui Jokowi sebagian besar disebabkan oleh pembabasan lahan dari warga sekitar.
Pembebasan lahan yang sulit untuk diselesaikan membuat pembangunan tol pun terhambat untuk dilakukan sehingga dari tahun 1997 tahap proyek pembangun kini baru menginjak seksi 1 yakni 15 km.
"Yang banyak di pembebasan lahannya, yang jadi permasalahan, tapi ada juga permasalahan yang lain," ujarnya.
4. Warga resah karena proyek sebabkan jalan rusak parah
Pembangunan proyek ternyata membuat jalan rusak seperti yang terjadi di desa sekitar proyek tol yakni Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong.
Diakui seorang warga Kampung Batu, Ana (50), ia mengatakan bahwa setiap hari depan rumahnya kerap melintas 3 sampai 4 truk molen dan 7 truk batu.
Ana pun mengaku cukup terganggu seperti rumahnya retak-retak, berdebu, bahkan karena debu Ana pun kerap menyiram jalan rusak depan rumahnya itu dengan air 2 kali sehari.
5. Pengalihan jalan akibat proyek membuat kemacetan lalu lintas semakin parah.
Kemacetan yang kini kerap terjadi pun di dua peralihan jalan di Cigombong dan Wangun Ciawi terpantau kerap menjadi lebih parah karena menyempitnya jalan.
Antrean kendaraan juga terjadi karena jalan menjadi menikung karena pengalihan serta mengganggunya debu membuat pengendara harus tutup hidung ketika melintas.
6. Tol belum bisa digunakan untuk arus mudik 2017
Jokowi mengatakan bahwa pembangun yang baru bakal diselesaikan adalah seksi 1 yang panjangnya 15 km dari total 54 km.
Sementara untuk seksi 2 bakal dilakukan tahun depan dengan kata lain, Tol Bocimi belum bisa digunakan oleh pemudik tahun 2017 ini