TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan soal manfaat diinvestasikannya dana haji milik jemaah yang berada di pemerintah.
Menurutnya, dana haji tersebut akan terkena inflasi bila tidak diinvestasikan.
Pasalnnya menurut JK, keberangkatan haji sekarang ini cukup lama.
Mereka yang mendaftar hari ini baru bisa berangkat haji 10 hingga 35 tahun lagi.
"Dana itu tentu ada risikonya adalah kan ongkos naik haji itu dibayar dengan dollar. Kalau tidak diupayakan dia kena inflasi," kata JK kepada wartawan, Jumat, (28/7/2017).
Menurut JK, investasi yang dilakukan pun harus terhadap sektor yang menguntungkan, yang bisanya terkait dengan mata uang dollar.
Jika Jokowi-Gatot VS Prabowo-AHY Bertarung di Pilpres 2019, Siapa yang Menang? https://t.co/Kfegd6H6fl via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 28, 2017
Misalnya menurutnya adalah investasi di kelapa sawit atau jalan tol.
"Karena nanti anda bayar rupiah hari ini, anda nanti ongkosnya dollar pada 20 yang akan datang. Karena itu harus diinvestasikan di sawit atau jalan tol yang dibayarnya juga naik terus," katanya.
Menurut JK, dana jemah harus diinvestasikan pada sektor yang keuntungannya diprediksi melebihi laju inflasi.
Apabila tidak di investasikan maka para jemaah terancam tidak berangkat karena bangkrut.
"Harus diinvestasikan lebih tinggi dari inflasi kalau nggak ini bangkrut, orang bisa-bisa tidak jadi naik haji. Itu alasannya," katanya.
Sebelumnya seperti yang diberitakan kompas.com, Presiden Joko Widodo menginginkan dana haji yang berada di pemerintah dapat diinvestasikan untuk pembangunan infrastruktur.
Hal tersebut disampaikan jokowi usai melantik Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Badan Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Jokowi menekankan bahwa pengelolaan keuangan haji adalah hal yang paling penting.
"Jadi, bagaimana uang yang ada, dana yang ada ini, bisa dikelola, diinvestasikan ke tempat-tempat yang memberikan keuntungan yang baik," kata Jokowi
Nantinya, lanjut Jokowi, keuntungan dari investasi tersebut bisa dipakai untuk mensubsidi ongkos dan biaya haji sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat.
Menurut Jokowi, cara seperti ini sudah dipakai di negara lain sepeti Malaysia.
"Bisa saja kan (untuk infrastruktur). Daripada uang ini diam, ya lebih baik diinvestasikan tetapi pada tempat-tempat yang tidak memiliki risiko tinggi, aman, tapi memberikan keuntungan yang gede," ucap Jokowi.