Nah, skenario itu disesuaikan dengan kondisi keuangan saat ini. Misal, dengan penghasilan Rp 10 juta sebulan dan investasi sebesar 30% dari total penghasilan, mana tujuan keuangan yang mungkin Anda capai dan sesuai.
Kelima, jangka waktu. Seperti telah diulas sebelumnya, jangka waktu adalah komponen terpenting suatu tujuan keuangan. Selain menentukan jenis reksadana yang Anda pilih, jangka waktu juga berpotensi menyebabkan perubahan pada nilai tujuan keuangan karena adanya inflasi.
Jangka waktu juga akan menentukan nilai investasi yang harus Anda penuhi. Misalnya, Anda ingin menyiapkan dana kuliah anak 10 tahun lagi.
Baca: Dipukul dengan Kayu dan Disiram Air, Anjing Pitbull Tetap Gigit Ramisya Hingga Meregang Nyawa
Untuk saat ini, biaya kuliah mencapai Rp 500 juta. Denga asumsi inflasi 10% per tahun, dana yang Anda butuhkan 10 tahun ke depan sebesar Rp 1,3 miliar.
Dengan asumsi return reksadana saham sebesar Rp 20% per tahun, maka investor harus berinvestasi Rp 3,8 juta per bulan selama 10 tahun agar tujuan keuangannya tercapai.
Nah, jika jangka waktu tujuan keuangan 15 tahun, kebutuhan investasi berubah menjadi Rp 2,08 miliar dengan asumsi inflasi tetap 10%. Sedangkan kebutuhan investasi per bulan untuk mencapai target menjadi sebesar Rp 2,18 juta.
Dari skenario tersebut, tampak bahwa komponen waktu sangat menentukan rencana investasi reksadana Anda, apakah realistis atau tidak.
Silakan Anda membuat sendiri tujuan keuangan yang realistis. Agar lebih mudah, Anda bisa memanfaatkan kalkulator finansial yang bisa diakses melalui internet maupun aplikasi telepon pintar.
Jangan lupa, jika tujuan keuangan sudah Anda tetapkan dan reksadana pilihan sudah di genggaman, lakukan evaluasi secara berkala. Jika memang kinerja produk reksadana Anda tidak memuaskan, tidak ada salahnya, kok, untuk mempertimbangkan beralih ke produk reksadana yang lain.
Reporter: Herry Prasetyo