TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penelitian yang dilakukan Visa menemukan saat ini 34 persen masyarakat Indonesia hanya membawa sedikit uang tunai dibandingkan dengan lima tahun yang lalu karena mereka lebih suka menggunakan kartu pembayaran (71%) dan menganggap bahwa membawa uang tunai tak lagi aman (59%).
Jumlah masyarakat yang mengandalkan uang tunai semakin berkurang dari 31% menjadi 20% pada tahun 2015-2016.
Selain itu, sekitar 53% responden mengakui bahwa saat ini mereka memiliki lebih banyak kartu pembayaran dibandingkan dengan lima tahun yang lalu.
President Director of PT. Visa Worldwide Indonesia Harianto Gunawan meyakini bahwa tren nontunai didorong oleh konsumen yang semakin menginginkan alat bayar yang aman, cepat, dan lancar.
Baca: Wanita Tua Temukan Uang Tunai 20 Juta Yen di Tempat Sampah Kota Kaga Ishikawa Jepang
“Penelitian kami menunjukkan bahwa masalah keamanan merupakan salah satu penyebab masyarakat berpindah ke kartu pembayaran eletronik seperti kartu debit, kredit, ATM, dan uang elektronik. Responden lainnya lebih suka menggunakan metode nontunai sebab lebih mudah dan tidak ribet dibandingkan dengan menggunakan uang tunai," katanya di Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Dikatakannya, metode pembayaran di negara-negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia telah mengalami perkembangan yang luar biasa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Inovasi teknologi baru, akses internet yang semakin luas, serta semakin banyaknya masyarakat yang memiliki perangkat mobile merupakan hal-hal yang mendorong perkembangan pesat dalam melakukan transaksi pembayaran.
Pertumbuhan smartphone di Indonesia juga menjadi pendorong pertumbuhan perdagangan online.
Baca: Peringatan 50 tahun ATM di Inggris, uang tunai masih bertahan
Dalam penelitian tersebut, 82% responden mengakui bahwa mereka menggunakan smartphone untuk berbelanja, dan sekitar 47% responden menggunakan smartphone-nya setiap minggu.
Pengguna smartphone tersebut terdiri dari 88% konsumen Gen Y dan 73% konsumen Gen X.
Pada dasarnya, konsumen saat ini mulai berpaling ke pembayaran mobile sebab lebih mudah, nyaman, dan dapat melakukan pembelian di mana saja dan kapan saja.
Selanjutnya, penelitian tersebut menyatakan bahwa on-demand services (layanan berbasis permintaan) – sebuah layanan yang diciptakan oleh perusahaan teknologi dalam rangka memenuhi permintaan konsumen dengan menyediakan barang dan jasa dengan cepat – saat ini mengalami peningkatan yang pesat.