News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bappenas: Ekonomi Indonesia Tumbuh Tapi Belum Diikuti Pemerataan

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ( Bappenas) ‎, Bambang PS Brodjonegoro tidak menampik bila pertumbuhan ekonomi yang terjadi sekarang ini belum dibarengi pemerataan. Menurut Bambang ketika Pertumbuhan ekonomi tinggi, gini rasio cenderung buruk.

‎"Kesimpulan dari 1965 samapai 2017. Kalau ekonomi membaik misalnya periode 90 an, pertumbuhan mencapai 7 sampai 8 persen pertahun, gini ratio drop," kata Bambang dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, di Kemenkominfo, Jakarta, Jumat, (8/9/2017).

‎Catatan tersebut menurut bambang menandakan bahwa secara strukturak pertumbuhan ekonomi Indonesia belum diikuti oleh pemerataan.

Baca: Boy Thohir Investor Baru di Marketplace RajaMobil.com

Empat faktor yang mendorong ketimpangan, yang pertama adalah kesenjangan terhadap layanan dasar.

"Jadi kalau orang tidak memiliki akses terhadap pendidikan kesehatan, air bersih, sanitasi rumah listrik, sudah dipastikan mereka tertinggal jauh, karena itu akses dasar yang harus dimiliki sebagai warga negara," paparnya.

Baca: Rachmat Gobel Tuntaskan Akuisisi Njonja Meener Minggu Depan

‎Kedua yakni ketimpangan kualitas pekerjaan. Banyak orang kini yang terjebak pada pekerjaan yang produktifitas rendah sehingga menghasilkan upah yang rendah. Ketiga ketimpangan pendapatan dan aset.

‎"Terakhir, faktor yang mendorong ketimpangan adalah ketiadaan jaring pengaman. Orang bisa bisa jatuh miskin karena sakit, kehilangan pekerjaan, kenaikan harga, ataupun bencana alam. Dan indoneia masih rentan bencana alam," pungkas Bambang.

Karena itu, pemerintah fokus untuk mengintervensi pertumbuhan ekonomi agar tidak terjadi ketimpangan melalui bantuan dan sejumlah program, khususnya yang menyasar kelompok 40 persen masyarakat Indoensia terbawah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini