TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Galian tanah untuk aliran listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jakarta akan berkurang.
Hal tersebut karena PLN kini mengganti sistem pengerukan mereka dengan metode pengeboran atau program Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) atau kabel tanah untuk tegangan 150 Kilo Volt (KV) .
Direktur PLN Regional jawa Bagian Barat Haryanto WS menuturkan inovasi tersebut sebagai rangkaian pengembangan teknologi dan menjawab keluhan warga yang terganggu dengan dampak dari galian kabel PLN.
"Ini adalah teknologi baru, sudah mulai kita lakukan sekitar dua tahun yang lalu, sebelumnya kita tahu PLN tukang gali, banyak keluhan disana-sini, kotor, galian gak rapi, menimbulkan kemacetan, maka ini kita terapkan," ucap Haryanto saat ditemui di PLTD Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).
Namun ada konsekuensi biaya yang harus ditanggung PLN. Pasalnya biaya jadi semakin bertambah lima hingga enam kali lipat akibat ongkos bor yang cukup tinggi.
"Kabelnya kan sama harganya sama cuma ongkos galinya itu skitar 2 sampai 3 juta untuk gali, kalau bor 16 juta," ungkap Haryanto.
Pengeboran pun mulai dilakukan PLN mulai hari ini (20/9/2017) yang diharapkan dapat beroperasi mulai 2018 mendatang sebagai bagian penyelesaian proyek 35.000 MW dan 46.000 km sirkit jaringan transmisi dan 109.000 MVA gardu induk.
Adapun total panjang SKTT 150 kV yang dimulai pembangunannya hari ini adalah 129,2 km panjang kabel dengan biaya konstruksi sekitar Rp 997 miliar menggunakan anggaran PLN, serta sebagian pinjaman luar negeri (Loan AFD) dengan metode pengeboran HDD (Horizontal Directional Drilling).
Tambahan jalur kabel SKTT 150 kV ini juga dimaksudkan untuk menjamin keandalan pasokan listrik pada saat pelaksanaan event lnternasional Asian Games 2018.
Ada 6 pembangun proyek yang tersebar beberapa lokasi di Jakarta yaitul SKTT Senayan-Danayasa, AGP-Mampang, Sumarecon-Bekasi, Priok-Pelindo sirkit 2, Suralaya Lama-Suralaya Baru, Muara Karang-Angke.