Elin menambahkan, pihaknya memahami bahwa era digital juga berperan penting menambah wawasan anak untuk mencoba berbagai hal baru yang sesuai minat dan aspirasi anak. Karena itu, Sun Life menghadirkan sekolah non-formal, seperti sekolah musik, seni, robotik, coding, fotografi, jurnalistik, bahkan sekolah boga, sebagai referensi bagi keluarga Indonesia dalam membantu mengembangkan potensi anak.
“Sun Life Edufair 2017 menjadi momentum tepat untuk membangun perspektif terutama bagi generasi muda yang tumbuh di era digital,” tutur dia.
Di acara itu, Sun Life juga juga meluncurkan Bright Education (www.brightedu.co), portal informasi yang menampilkan profil 25 sekolah di Jabodetabek yang dapat dijadikan referensi orang tua dalam memilih sekolah yang sesuai minat dan aspirasi anak.
Portal itu dilengkapi fitur-fitur bermanfaat seperti Fitur Perbandingan/Komparasi di mana orang tua dapat membandingkan sekolah yang diminati dengan mudah, dengan memilih tingkat pendidikan, lokasi, nama sekolah, dan mengisi data pribadi.
Selanjutnya akan keluar hasil perbandingan secara lengkap yang membantu orang tua menentukan pilihan sekolah yang sesuai. Lalu, ada Fitur Kalkulator di mana orang tua bisa memproyeksikan dana pendidikan yang dibutuhkan serta menyusun perencanaan keuangan sejak dini.
Pada kesempatan itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyambut baik langkah Sun Life menggelar pameran edukasi.
“Saya apresiasi karena Sun Life mau mendampingi sekolah-sekolah untuk menghasilkan sekolah ramah anak,” tutur Yohana.
Dikatakan, kegiatan itu sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dunia usaha yang juga sudah diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak. Kehadiran dunia usaha sangat diperlukan, karena menjaga tumbuh kembang anak adalah tanggung jawab bersama. Saat ini, ada 87 juta anak di Indonesia yang harus diperhatikan tumbuh kembangnya.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Dorong Literasi Keuangan, Sun Life Gelar Edufair 2017