TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Agung Podomoro Land Tbk (APL) akan mengembangkan hunian premium landed house di atas lahan seluas 100 hektar di kawasan Buah Batu, Bandung Selatan, mulai awal tahun depan.
Agung Wirajaya, Assistant Vice President Head of Strategic Residential Marketing Division Agung Podomoro Land Tbk mengatakan, project ini membidik segmen menengah dan menengah atas dengan harga jual di atas Rp 1 miliar per unit.
Di tahap awal akan dikembangkan 30 persen lahan. Sisanya akan dikembangkan bertahap.
Untuk project properti yang namanya masih dirahasiakan ini, APL bekerja sama dengan pengembang lokal di Jawa Barat. Sebagai nilai jual sekaligus diferensiasi dengan project-project properti yang sudah lebih dulu hadir di Kota Bandung, APL akan mengembangkan project ini dengan nuansa hijau dengan memberikan porsi ruang terbuka hijau (RTH) di atas 40 persen.
"Kami ingin menjual value di project properti terbaru kita yang berlokasi di Bandung Selatan. Kita masuk ke segmen pasar yang celahnya tidak dimasuki pemain (properti) lain. Project yang tidak similar dan belum disentuh pasar di sana," ungkap Agung Wirajaya dalam perbincangan dengan media di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Agung menambahkan, lokasi Bandung Selatan dipilih karena menawarkan pemandangan yang sangat eksotik jika dibandingkan dengan wilayah lain di sekitar Bandung.
Project ini juga merupakan project properti yang mengantisipasi perkembangan Kota Bandung sebagai kawasan urban yang akan semakin berkembang dan membesar.
"Pengembangan Kota Bandung ke depan akan mengarah ke Selatan. Sejumlah sudetan jalan termasuk jalan tol saat ini sedang diarahkan ke selatan karena wilayah lain di Bandung seperti kawasan utara sudah sangat padat dan dialokasikan untuk kawasan konservasi," jelas Agung.
Siapa calon pembeli yang dibidik? Menjawab ini, Agung mengatakan, project ini membidik end user, bukan pembeli investor yang berspekulasi di bisnis properti.
Baca: Respon Presiden Soal Insiden Panglima TNI: Ya Sudah, Tidak Usah Berangkat!
"Kami membidik pembeli langsung. Yakni mereka yang ingin punya rumah di Bandung untuk berakhir pekan atau liburan atau mereka yang memang ingin tinggal di Bandung. Mereka yang pernah bersekolah di Bandung dan ingin anak-anaknya kelak bersekolah di kota ini juga termasuk yang kami bidik," jelas Agung.
Karena itu, dia tak menampik jika project ini nantinya juga akan membidik calon pembeli dari wilayah Jabodetabek selain warga dari sekitar Bandung atau kota-kota lain.
"Bandung kota yang sangat indah, makanannya enak-enak, orangnya ramah-ramah. Kota ini juga banyak memiliki perguruan tinggi yang bagus-bagus. Kita juga melihat potensi pasar orang Jakarta karena dari studi kami, banyak orang Jakarta banyak yang ingin punya rumah di Bandung, punya rumah untuk tempat istirahat. Khususnya orang-orang yang dulu sekolah di Bandung. Mereka umumnya punya cita cita punya anak yang kuliah dan sekolah di Bandung," ungkap Agung.
Soal tipe dan luas bangunan dan lahan yang akan dipasarkan, Agung menyatakan akan diumumkan dalam waktu dekat, setidaknya setelah tes pasar yang selambat-lambatnya dilakukan akhir tahun ini. Pre-sale atau penjualan perdana project ini akan dilakukan di kuartal pertama 2018.
"Kita masih studi feel pasar lokal di Bandung seperti apa. Yang pasti kita akan alokasikan ruang terbuka yang sangat besar untuk para penghuni. Banyak pengembang kawasan di Bandung, lahan untuk project yang dikembangkan luas, tapi ruang terbuka hijaunya sedikit. Kita tidak mau seperti itu. Di project ini kita juga ingin hadirkan nuansa yang berunsur air seperti danau. Itu akan menjadi nilai lebih project ini," papar Agung.
Jika pun project ini juga akan jadi buruan pembeli tipe investor yang membeli unit properti untuk dijual lagi demi mendapatkan gain atau keuntungan, Agung mengatakan pihaknya akan membatasi proporsinya, maksimal 30 persen dari seluruh unit properti yang dipasarkan.
Dia optimistis, project terbaru APL ini akan mendapat sambutan positif pasar seperti project-project APL lainnya di Jakarta dan di kota-kota lain termasuk project yang sudah hadir lebih dulu di Kota Bandung.
"Rumah market-nya tetap ada, karena permintaan tempat tinggal itu selalu ada oleh keluarga-keluarga baru yang tumbuh. Untuk Bandung kelas middle up juga cukup besar pasarnya. Apalagi nanti akses transportasi dari dan ke Bandung semakin mudah dan cepat dengan hadirnya kereta cepat Jakarta-Bandung," ungkap Agung Wirajaya.