News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Paradise Papers Juga Ungkap Praktik Penggundulan Hutan di Indonesia

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis Greenpeace menyusuri kawasan gundul di dekat Taman Nasional Bukit Tiga, Riau. Tim Mataharimau menyaksikan langsung kerusakan hutan di Indonesia. Greenpeace mendesak pemerintah untuk meninjau konsesi yang ada, melindungi lahan gambut dan mendesak industri untuk menerapkan kebijakan nol deforestasi dalam operasi mereka

Dia lantas mendirikan RGE di 1973 dan kemudian pindah ke bisnis hutan sebagai pelaku manufaktur kayu lapis. 

Almarhum Presiden RI kedua Soeharto mendorong perkembangan perusahaan dengan memperbolehkan eksploitasi besar-besaran sumber daya alam negara tersebut.

Speharto menyatakan bahwa hutan negara - yang mencakup sekitar tiga perempat dari seluruh tanah Indonesia - milik negara, menyingkirkan klaim masyarakat adat atas kepemilikan mereka. Konsesi hutan dibagi antara anggota keluarga, mitra bisnis dan loyalis.

Menjelang akhir era Soeharto, yang berlangsung sampai tahun 1990an, sekitar 100 juta hektar hutan tropis Indonesia -setara dengan luas area Jerman dan Belanda- telah dilucuti dengan penebangan pohon secara membabi buta.

Tanoto kemudian membuka pabrik pulp dan kertas pertamanya dengan sebuah upacara yang dihadiri oleh Suharto dan kabinetnya.

Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan periset kehutanan di Indonesia, selama bertahun-tahun, perusahaannya mendapatkan keuntungan dari subsidi pemerintah yang murah hati yang diberikan ke sektor kehutanan, termasuk royalti yang dibayarkan kepada pemerintah yang telah dipangkas secara artifisial sejak tahun 1990an. 

RGE menuju offshore

Tanoto lantas pindah ke bisnis minyak kelapa sawit, energi dan serat yang digunakan untuk membuat rayon dan plastik saat pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah booming di  pertengahan 1990-an untuk menjadi "harimau Asia."

Menurut catatan yang ditinjau oleh ICIJ, pada saat yang sama, RGE mulai memindahkan urusan keuangannya ke tempat-tempat yang bebas pajak, mendirikan entitas perusahaan di yurisdiksi nol atau rendah, dan memindahkan modal ke luar negeri.

Pada September 1994, potongan pertama dari apa yang akan menjadi kelompok April muncul dengan formasi dua perusahaan di Bermuda.

Perusahaan-perusahaan tersebut mempertahankan Appleby untuk mengurus administrasi dan layanan hukum. Dalam setahun, salah satu entitas yang ada di Bermuda itu, yang juga dikenal sebagai April, terdaftar di New York Stock Exchange. 

Menurut dokumen rahasia yang digunakan dalam penyelidikan "Offshore Leaks" ICIJ tahun 2013, penyedia layanan offshore yang berbasis di Singapura yang disebut Portcullis TrustNet membantu RGE mendirikan perusahaan di British Virgin Islands dan dua perusahaan di Kepulauan Cook.

Salah satu perusahaan di Kepulauan Cook adalah PEC-Tech Ltd, yang merupakan sebuah firma teknik yang menjadi pemain aktif dalam operasi pulp dan kertas Tanoto.

Bagi beberapa perusahaan yang diciptakan melalui Portcullis, Tanoto menandatangani kontrak yang memberi wewenang kepada perusahaan pihak ketiga untuk melakukan transaksi atas namanya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini