Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa (14/11/2017) menunjukkan tren penguatan tipis. Mengutip Bloomberg, rupiah menguat satu poin ke level Rp 13.551 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah bertengger di posisi Rp 13.551 per dolar AS.
Di tengah pelemahan dolar AS, laju rupiah kembali melanjutkan pergerakan negatifnya. Bahkan laju Rupiah kian melemah dengan berbalik menguatnya dolar AS setelah mampu melewati GBP yang terdepresiasi dan adanya imbas dari meningkatnya imbal hasil obligasi AS.
Adanya berita Pemerintah Republik Indonesia dan Jepang yang menandatangani Pertukaran Nota untuk pendanaan dua proyek di Indonesia melalui bantuan pinjaman dari Jepang sebesar 127,215 miliar yen atau sekitar Rp15,2 triliun dan perkiraan Bappenas di mana pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 akan mencapai 5,1 persen atau di bawah target dalam APBN-P 2017 sebesar 5,2 persen juga belum cukup kuat berimbas positif pada laju rupiah.
Baca: Hidupkan Kembali Wisata Danau Toba Lewat Touring Bikers Medan
Baca: Pelabuhan dan Kawasan Perdangan Bebas Batam Ditata Ulang
Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, rupiah membuka peluang pelemahan lanjutan, terutama dengan minimnya sentimen dari dalam negeri.
Reza menambahkan, pelemahan yang ada dapat lebih terbatas sehingga rupiah pun masih memiliki peluang untuk dapat kembali melanjutkan pergerakan positifnya namun tetap mewaspadai terhadap berbagai sentimen yang dapat kembali menahan potensi penguatan rupiah.
“Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 13.535 dan resisten Rp 13.535 per dolar AS,” kata Reza.