Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Banten memiliki peran sangat strategis dalam menjalin konektivitas antara pulau Jawa dan Sumatera.
Demi melancarkan peran tersebut, pemerintah akan merevitalisasi Pelabuhan Merak menjadi pelabuhan berkelas premium yang ditargetkan rampung pada 2019.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo menyatakan hal tersebut dalam acara Dialog Sinergi Membangun Bangsa Konektivitas Insfrastruktur Tranportasi Jawa - Sumatera di Aula Sadzeli Hasan lantai II UIN SMH Banten, Senin (4/12/2017).
Menurut Sugihardjo, salah satu alasan perlunya merevitalisasi Pelabuhan Merak adalah karena telah dibatalkannya pembangunan Jembatan Selat Sunda.
“Dulu sebagai alternatif koneksi Jawa - Sumatera sempat ada wacana membangun jembatan Selat Sunda. Namun hal itu dinyatakan dibatalkan pada awal pemerintahan Jokowi-JK,” ujar Sugihardjo.
Meskipun batal membangun jembatan Selat Sunda, koneksitas Jawa-Sumatera akan dijalankan.
Salah satunya, kata Sugihardjo, melalui pembangunan Pelabuhan Merak - Bakauheni menjadi pelabuhan premium pada 2019 nanti.
Kemenhub juga berencana mengganti kapal-kapal kecil dengan kapal feri berkapasitas minimum 5000 gross ton (GT).
“Jadi mulai tahun depan kapal-kapal kecil tidak boleh lagi melintas di Pelabuhan Merak. Dermaga juga akan ditambah kedalamannya,” terang Sugihardjo.
Baca: Jenderal Gatot Murmantyo: Hadi Cocok Jadi Panglima TNI di Tahun Politik
Nantinya, dengan enam pasang dermaga dan dengan kapal berukuran besar, Pelabuhan Merak bisa menampung lebih besar lagi kendaraan angkutan darat seperti truk bus dan kendaraan pribadi yang akan menyeberang.
“Jika nanti sudah beroperasi, jarak tempuh Merak-Bakauheni jadi lebih cepat sekitar 1,5 jam dari waktu normal sekitar dua jam,” sebutnya.
Acara Dialog Sinergi Membangun Bangsa Konektivitas Insfrastruktur Tranportasi Jawa-Sumatera juga dihadiri Kepala BPSDM Perhubungan, Djoko Sasono, dan Dedi Gumelar (Miing Bagito) sebagai pemandu acara.