TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Peritel mode Debenhams menyatakan bakal memangkas jumlah karyawan dan menutup sejumlah gerai. Keputusan ini diambil setelah buruknya penjualan pada periode liburan akhir tahun mengancam kinerja laba perusahaan.
Mengutip The Guardian, Selasa (9/1/2018), Debenhams menyatakan penjualan produk kado liburan musiman dan pakaian anjlok selama periode liburan Natal dan Tahun Baru. Padahal, diskon besar-besaran sudah diberikan.
Penjualan di gerai-gerai Debenhams tercatat anjlok 2,6 persen. Debenhams pun menyatakan, kemungkinan besar laba akan merosot 30 persen, lantaran kondisi perdagangan di Inggris sangat konpetitif nan bergejolak.
Baca: Begini Sadisnya Pembunuhan Sopir Truk Gara-gara Tidak Diberi Rokok dan Uang
Laba Debenhams kini diprediksi mencapai kisaran 55 juta hingga 65 juta poundsterling. Proyeksi tersebut jauh di bawah ekspektasi yang dipatok 83 juta poundsterling.
Kondisi yang dialami Debenhams juga dialami oleh sebagian besar peritel mode high street di Inggris. Data yang dipublikasikan akhir pekan lalu menunjukkan, penjualan peritel-peritel high street atau konvensional yang tenar di Inggris turun 2,3 persen pada Desember 2017.
Adapun sebaliknya, penjualan secara daring melonjak 21,4 persen. Penjualan secara daring pada Malam Natal malah hampir mencapai peningkatan 40 persen.
Data pun menunjukkan, peritel yang tidak memiliki layanan daring yang kuat dan cenderung memiliki kehadiran yang kuat di pusat-pusat perbelanjaan cenderung mengalami kesulitan serius.
Debenhams diketahui telah menutup 3 gerai dan mempertimbangkan untuk menutup hingga 8 gerai. Ini adalah bagian dari rencana perbaikan bisnis yang diusung CEO Sergio Bucher pada tahun 2017 lalu.
Bucher menyatakan Debenhams mengakselerasi rencana untuk memangkas jumlah karyawan dengan menyederhanakan struktur manajemen. Ia mengaku optimis dengan rencana perbaikan yang telah disusunnya, pun yakin dengan masa depan Debenhams.
Analis Kate Calvert dari Investec mengemukakan, Debenhams mengalami tekanan struktural karena ada pergeseran ke ritel daring. Ini yang menyebabkan laba akan sulit naik.
"Debenhams masih merupakan bisnis yang menantang dengan basis biaya yang terlalu kaku dan terlalu banyak pertanyaan belum terjawab mengenai strategi dan eksekusi," ungkap Calvert.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Di Inggris, Debenhams Tutup Gerai dan PHK Karyawan