TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas mencapai titik tertinggi sejak 18 September 2017. Pada Jumat (12/1) pukul 7.31WIB, harga emas untuk pengiriman Februari 2018 di Commodity Exchange naik 0,16% ke level US$ 1.324,70 per ons troi.
Ini adalah kenaikan harga dalam tiga hari terakhir. Harga emas melaju setelah notulen rapat European Central Bank
(ECB) bulan Desember yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa bank sentral akan meninjau ulang posisi di awal tahun ini.
Harga emas sempat melonjak akibat rencana China menghentikan pembelian surat utang AS.
Investor memandang hal ini sebagai tanda-tanda pengurangan lagi program pembelian surat utang. Nilai tukar euro menguat dan menekan dollar. Alhasil, harga emas menguat.
Harga emas telah bertambah US$ 80 sejak pertengahan Desember akibat pelemahan nilai tukar dollar.
Baca: Hubungan Veronica dengan Sosok Good Friend Dijelaskan di Dokumen Gugatan Cerai Ahok
Baca: Di Bawah Bendera Baru, Damiler Targetkan Jual 1.500 Truk Axor di 2018
"Kami melihat harga emas akan lebih tinggi tahun ini, tapi akan perlu koreksi untuk menguji penguatan," kata Ole Hansen, analis Saxo Bank kepada Reuters.
Beberapa faktor yang menopang harga emas seperti koreksi sesaat pasar saham pekan ini.
"Kenaikan harga minyak dan pertumbuhan ekonomi global juga menopang harga karena investor mencari proteksi inflasi," kata Stephen Innes, trader Oanda.
SUMBER : Reuters
Editor Wahyu Rahmawati