TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelesuan ritel membuat perusahaan mesti cermat dalam menjalankan bisnisnya. Menyesuaikan diri dengan perubahan tren adalah kuncinya.
Seperti diwartakan sebelumnya, guncangan ritel membuat sejumlah toko di Inggris gulung tikar. Kondisi itu antara lain dialami oleh The Body Shop.
Peritel aksesori kelas dunia itu menutup tokonya di Sutton Coldfield's Gracechurch Centre pada Februari mendatang.
Manajemen The Body Shop Inggris mengatakan, penutupan itu dilakukan berdasarkan hasil analisis bisnis yang rutin dilakukan pihaknya.
“Kami telah mengambil keputusan untuk tidak memperbarui sewa toko di wilayah Sutton Coldfield, yang habis pada awal Februari,” ujar juru bicara The Body Shop Inggris, seperti dilansir Birmingham Mail, Jumat (19/1/2018).
"Kami berkomitmen memindahkan tim penjualan ke toko terdekat jika memungkinkan. Saat ini, kami tengah berkomunikasi dengan karyawan terdampak,” demikian pernyataan resmi pihak The Body Shop di Negeri Ratu Elizabeth.
Tutupnya toko di Inggris tersebut memunculkan pertanyaan, bagaimana dengan kondisi The Body Shop di Indonesia?
Terkait hal itu, manajemen The Body Shop Indonesia menegaskan, tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut.
GM Corporate Communication The Body Shop Indonesia Rika Anggraini menyebut, pihaknya bakal terus melakukan ekspansi dan menyesuaikan bisnisnya dengan tren masyarakat.
"Bisnis The Body Shop Indonesia pada 2017 berperforma baik dan bertumbuh double digit. Hasil ini melebihi pertumbuhan industri," ujar Rika menjawab pertanyaan Kompas.com via surat elektronik, Jumat (19/1/2018) malam.
Dengan jumlah gerai sebanyak 147 cabang saat ini, Rika melanjutkan, The Body Shop Indonesia optimistis angka tersebut akan terus berkembang tahun ini.
"Pada 2018, kami berencana membuka antara 6-10 toko baru, merenovasi 20 toko, dan meluncurkan mobile commerce," ungkapnya.
Bisnis daring
Sebagai peritel dengan segmentasi pasar 95 persen perempuan dan mayoritas kaum urban dengan pendapatan B dan A, The Body Shop juga terus meningkatkan sarana penjualannya.
Menurut Rika, e-commerce The Body Shop Indonesia bertumbuh hingga 100 persen sepanjang 2017 lalu.
Meski begitu, kontribusi e-commerce masih sekitar satu digit bagi keseluruhan bisnis The Body Shop Indonesia.
Diakui Rika, sebagian besar konsumen The Body Shop Indonesia masih lebih gemar berbelanja langsung di toko dibandingkan via daring.
Dengan berbelanja di toko, konsumen dapat merasakan sensasi dengan mencoba produk secara langsung sambil berkonsultasi dengan asisten gerai.
"Namun, (bisnis daring) tumbuhnya pesat, kami yakin sarana itu akan berkontribusi besar terhadap bisnis kami di masa mendatang," tuntas Rika.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: The Body Shop Tutup Toko di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?