News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Balik Mengancam Akan Kurangi Pembelian Surat Utang yang Diterbitkan AS

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta Besar China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai


Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko dan Rizki Caturini

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China dan Amerika Serikat (AS) seakan saling balas membalas dalam pengenaan tarif impor. China kini mengenakan pajak masuk atas 120 produk AS yang masuk ke negerinya, termasuk daging babi dan kedelai senilai US$ 2 miliar.

China juga mempertimbangkan untuk mengurangi pembelian surat utang AS.

Mengutip Bloomberg, Duta Besar China untuk AS, Cui Tiankai mengatakan, sebagai respons awal atas kebijakan Presiden Donald Trump, pemerintah China akan mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk di antaranya mengurangi pembelian US Treasuries.

Itu sebabnya kami percaya setiap tindakan sepihak dan sikap proteksionisme akan merugikan semua orang, termasuk AS sendiri. Itu pasti akan merugikan kehidupan sehari-hari orang-orang kelas menengah Amerika dan perusahaan-perusahaan Amerika serta pasar keuangan AS, ungkap Cui.

China adalah kreditur asing terbesar AS. Negeri Panda ini memegang surat utang AS senilai US$ 1,17 triliun per Januari 2018 atau sekitar 19% dari semua kepemilikan asing dalam obligasi AS.

Jika opsi pengurangan dan penghentian pembelian obligasi AS dilaksanakan oleh pemerintah China, dampaknya akan sangat dirasakan oleh AS.

Dengan defisit anggaran yang diperkirakan akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang dan pemotongan pajak yang disetujui pada bulan Desember 2017 lalu, diperkirakan ini akan sangat merugikan neraca AS.

Baca: Tips Maksimalkan Social Media untuk Aktivitas Marketing Otomotif Dibedah di Night Pitstop Mobil123

Padahal, Departemen Keuangan AS harus menjual lebih banyak surat utang membayar pengeluaran pemerintah.

Prospek meningkatnya penerbitan surat utang AS telah membantu mendorong yield surat utang AS ke level tertinggi dalam empat tahun di 2,95% pada Februari 2018.

Pekan depan saja, US akan menjual surat utang jangka pendek senilai US$ 30 miliar. Jika China benar-benar mengurangi porsinya membeli surat utang AS, ini akan jadi mimpi buruk bagi Trump.

Seperti dikutip South China Morning Post, Ren Zeping, kepala ekonom Evergrande Group dan Zhou Shijian, senior peneliti di Tsinghua University berpendapat, Beijing bisa saja mempertimbangkan untuk mengurangi kepemilikan surat utang AS.

Berdasarkan US Congressional Research Service, pembelian surat utang China juga telah membantu AS menjaga suku bunga acuan di level rendah.

Cui menegaskan kembali posisi China tidak menginginkan perang dagang. Tapi pihaknya siap untuk menanggapi jika situasi makin serius.

 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini