"Rupiah kita pernah tembus Rp 14.600 di 2016, fundamental engga apa-apa tuh," ungkapnya.
Menurutnya, selama depresiasi rupiah masih dalam batas wajar, pemerintah tidak perlu bertindak.
Baca: Jadi Rebutan Selfie dan Tanda Tangan Pengunjung, Monster El Toro Loco Bintang Pameran IIMS 2018
Baca: Skutik PCX Hybrid Rakitan Lokal Dibanderol Rp 40 Jutaan
Bank Indonesia (BI) diminta untuk tetap menjaga pasar, sekaligus memastikan kapan waktu yang tepat untuk intervensi.
"Kita pernah terdepresiasi 3,5%-4% secara rata-rata, sementara saat ini 1% pun belum secara rata-rata. Selama belum ke sana (3,5%-4%), pemerintah baiknya tidak melakukan apa-apa, karena serba salah. Kalau keluarkan statemen, justru bisa buat pasar berfikir pemerintah panik," jelasnya.
Lana memperkirakan, selama bank sentral ada di pasar untuk intervensi, maka pergerakan rupiah memungkinkan berada pada kisaran Rp 13.780-Rp 13.880 per dollar AS.